post image
KOMENTAR


MBC. Aksi teror terhadap jurnalis kembali terjadi. Kali ini menimpa Pimpinan Redaksi Surat Kabar Aktual, Tua Abel Sirait (46), warga Jalan Garu VIII, Harjosari I, Medan Amplas. Aksi teror itu diduga kuat akibat pemberitaannya selama 2 pekan di Dinas Pertamanan Kota Medan.

Atas pemberitaan itu rumah kediaman Abel dilempari batu oleh orang tak dikenal (OTK, Red), Jumat (1/3/2013) dinihari.
Alhasil akibat lemparan itu, kaca jendela rumah, serta kaca mobil Panther BK 1859 AG yang sedang parkir di halaman rumahnya itu ikut pecah akibat lemparan. Tidak terima atas pelemparan ini, Abel pun mendatangi Polsek Patumbak untuk membuat laporan.

Abel mengatakan, peristiwa pelemparan itu terjadi saat dirinya sedang tidur dan dia terbangun dari tidurnya setelah mendengar suara lemparan batu ke rumahnya.

"Mendengar suara lemparan batu itu, saya pun langsung keluar untuk mencari siapa pelaku pelemparan itu. Tapi saat saya keluar, sudah tak ada orang yang melempar rumah saya itu," katanya saat mengadu di Mapolsekta Patumbak.

Abel mengakui, sejak tahun 1993 dirinya tinggal di Jalan Garu VIII itu hingga kini dia sama sekali tidak mempunyai musuh.
"Saya tak ada musuh selama saya tinggal di situ, tapi kenapa saat ini kok ada pelemparan di rumah saya," ucapnya.

Tetapi Abel teringat beberapa waktu lalu, tepatnya 26 Februari 2013 ada seseorang yang berinisial MG menghubungi nomor HP nya.

Sewaktu berkomunikasi itu, MG memintanya untuk menghentikan pemberitaan di surat kabarnya.

"Sebab, dalam 2 edisi belakangan ini kami memberitakan kasus dugaan korupsi yang terjadi di Dinas Pertamanan Kota Medan pada tahun 2010 lalu sebesar Rp6,7 miliar yang melibatkan nama Plt Kadis Pertamanan Kota Medan, Ikhsar Marbun," bebernya.

Sebut Abel, saat itu MG menyuruhnya supaya menemui Boy.

"Selanjutnya aku mempertanyakan apa kapasitas saya jumpa sama si Boy. MG menjawab kalau Ikhsar Marbun tersebut merupakan iparnya si Boy. Sebelum akhirnya dia menyuruh saya memberhentikan pemberitaan tersebut. Tapi saya tetap tidak mau," ungkapnya.

Wapimred Surat Kabar Aktual, Niko Sihombing mengatakan, dirinya juga pernah mendapat telepon dari AG yang menghubungi dirinya 27 Februari 2013, tepat pukul 14.30 wib.

Dalam perbincangan di telepon itu, AG juga menyuruh Niko untuk menjumpai Boy.

"Saat itu saya bilang kalau saya tak kenal sama Boy. Sebelum akhirnya AG menyuruhku untuk memberhentikan pemberitaan dugaan korupsi yang ada di Dinas Pertamanan Kota Medan itu. Tapi saya juga tak mau untuk memberhentikan pemberitaan tersebut," ujarnya singkat.

Kapolsekta Patumbak, Kompol Tryadi SIK melalui Kanit Reskrim Polsekta Patumbak, AKP Hatopan Silitonga mengatakan, pihaknya telah menerima laporan itu. "Tapi, karena pelakunya belum diketahui kita masih melakukan penyelidikan terhadap laporan tersebut," pungkasnya. [ans]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal