post image
KOMENTAR
Tidak hanya terjadi pada calon jamaah haji, jamaah umroh pun ternyata banyak yang jadi korban penipuan.

Semalam, misalnya, pihak KJRI di Jeddah, Saudi Arabia memulangkan 49 jamaah umroh yang terlantar di Arab Saudi akibat kurang cermat dan kurang berhati-hati dalam memilih travel sehingga tertipu.

"Ada yang gagal berangkat karena uang setoran dibawa lari, ada yang berangkat tetapi terlantar di negara-negara transit non Timur Tengah seperti Malaysia, Srilanka, India atau jadi berangkat tetapi terlantar di Arab Saudi," kata anggota Komisi VIII DPR RI, Ledia Hanifa, usai bertemu pihak KJRI di Jeddah dalam rangka pengawasan persiapan penyelenggaraan haji 2013 Senin, (11/3).

Ditambahkan Ledia, seperti dilansir Rakyat Merdeka Online, peminat ibadah umroh di Indonesia sangat tinggi. Tahun ini saja angkanya mencapai 400 ribu orang.

Hal ini rupanya dimanfaatkan pihak-pihak yang tak bertanggungjawab untuk meraih keuntungan dengan memberi iming-iming kemudahan umroh. Iming-iming yang disampaikan pada masyarakat sangat beragam, dari murahnya harga yang ditawarkan, tawaran berkedok arisan, MLM, Umroh berhadiah hingga beragam tawaran menggiurkan lainnya.

Iming-iming kemudahan macam ini seringkali membuat tingkat kehati-hatian jamaah menjadi lemah dan akibatnya mudah tertipu.

"Yang sempat saya temui di sini, mereka bahkan sudah membayar mahal, 2.000 dolar AS per orang, tetapi terlantar di Malaysia empat hari, ketika sudah marah-marah dan memaksa berangkat ke Arab Saudi, ternyata sesampainya di Mekah dan Madinah tidak mendapatkan fasilitas memadai, tidak ada penginapan hingga harus tidur di tempat semacam gudang. Memprihatinkan sekali," lanjut  Ledia

Karena itu Wakil Fraksi PKS ini meminta masyarakat meningkatkan kecermatan dan kehati-hatian dalam memilih travel penyelenggara haji dan umroh. Setidaknya lima hal harus dicermati dalam memilih travel haji dan umorh.

"Pertama soal visa apakah visa umroh atau ziarah, kedua penerbangannya pakai maskapai apa dan transit dimana saja. Ketiga, jadwal perjalanan harus sudah dipastikan untuk menjadi pegangan jamaah. Keempat dimana tempat menginap dan berapa jaraknya ke masjid. Kelima pastikan lembaga itu terdaftar, profesional dan amanah," kata Leida. [ans]

KOMENTAR ANDA

Baca Juga