post image
KOMENTAR
MBC. Bagi warga Cilacap, keberadaan Pulau Nusakambangan sebagai lembaga pemasyarakatan ibarat api dalam sekam.

Setidaknya begitulah penilaian Sosiolog dari Universitas Indonesia, Imam Prasodjo.

"Orang sering membicarakan tentang Nusakambangan menjadi penahan tsunami, tetapi sebenarnya bukan itu yang lebih berbahaya," katanya di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Rabu (10/4/2013).

Imam mengatakan hal itu kepada wartawan di sela-sela kunjungan bersama sejumlah anggota BPP lainnya ke tujuh lapas di Pulau Nusakambangan, yakni Lapas Batu, Lapas Besi, Lapas Narkotika, Lapas Kembangkuning, Lapas Permisan, Lapas Pasir Putih dan Lapas Terbuka.

Menurut dia, hal itu disebabkan jumlah narapidana kasus narkoba yang mendekam di lapas-lapas Pulau Nusakambangan sangat besar. Ia menduga banyak keluarga narapidana kasus narkoba yang mendekam di Nusakambangan, memilih bertempat tinggal di Cilacap.

Dengan begitu, kata dia, Cilacap bisa menjadi pusat koordinasi pengedar narkoba.

"Itu lebih berbahaya lagi, karena di sini (Nusakambangan) jumlah napi kasus narkobanya besar sekali. Bandarnya di sini, jaringannya di Cilacap. Kita harus berhati-hati, jangan anggap enteng terhadap dampak ini," kata dia menegaskan.

Ia mengkhaWatirkan kondisi itu berdampak pada anak-anak sehingga terpengaruh narkoba. Selain itu, kata dia, petugas lapas juga rentan terpengaruh narkoba.

"Ini terbukti, kalapas kemarin (mantan Kepala Lapas Narkotika Marwan Adli) kena kasus narkoba. Jadi, petugas juga menjadi rentan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, keberadaan Nusakambangan sebagai tempat pembinaan bagi narapidana perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah karena sumber daya manusianya sangat terbatas.

"Nusakambangan adalah pusat lokasi yang paling berbahaya, tetapi monitornya tidak terjaga karena SDM-nya terbatas," katanya seperti disiarkan Rakyat Merdeka Online.

Imam menanbahkan penempatan narapidana di lapas-lapas Nusakambangan perlu dipisahkan berdasarkan kasus.

"Kalau itu menyatu, jangankan orang biasa, pegawai lapas pun ada yang larut," katanya.

Ia mencontohkan kemungkinan adanya doktrinasi napi kasus terorisme terhadap napi kasus lainnya sehingga mereka bisa terpengaruh.

"Terbayang atau tidak, kalau napi narkoba dicampur dengan terorisme. Yang satu punya duit, yang satu punya ide," katanya.[ans]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas