post image
KOMENTAR
MBC. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) diminta untuk lebih serius menyosialisasikan program "Gemar Membaca" sehingga kualitas membaca di Indonesia bisa ditingkatkan.

"Di dalam era digital saat ini diperlukan adanya keseriusan untuk terus membuat terobosan yang inovatif, kreatif dan produktif, sehingga membaca akan menjadi sesuatu yang menyenangkan, mudah dan akhirnya akan menjadi budaya di masyarakat secara umum, dan kalangan pelajar, dan mahasiswa," kata anggota Komisi X DPR RI, Surahman Hidayat, dalam keterangan persnya Kamis (11/4/2013).

Kini, kata dia sebagaimana disiarkan Rakyat Merdeka Online, minat membaca masyarakat Indonesia masih rendahnya kualitasnya. Bank Dunia Nomor 16369-IND dan studi International Association for the Evaluation of Education Achicievement (IEA) di Asia Timur, menunjukan tingkat terendah membaca dipegang oleh negara Indonesia dengan skor 51,7, di bawah Filipina dengan skor 52,6, Thailand 65,1, Singapura 74,0, dan Hongkong  75,5. Sementara kemampuan orang Indonesia dalam menguasai bahan bacaan juga rendah, hanya 30 persen.

Data lain milik UNDP dalam Human Report 2000, bahwa angka melek huruf orang dewasa Indonesia hanya 65,5 persen. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan negara-negara maju seperti Jepang, Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat umumnya sudah mencapai 99,0 persen.

Lebih lanjut politisi PKS ini mengatakan, membaca dan melek aksara adalah sebuah kewajiban dalam agama, dan bernilai ibadah, untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa yang beradab dan bermartabat, tidak hanya cukup dengan mengajarkan nilai baik dan buruk saja, tetapi perlu diimbangi dengan pola pembiasaan secara intensif yang bisa memicu siswa untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai-nilai luhur.

"Pendidikan budaya dan karakter bangsa dapat dilakukan melalui pembelajaran membaca dan menulis.  Membaca dan menulis sebagai dua keterampilan berbahasa yang saling berkaitan erat," katanya.

Dengan membaca, lanjut dia,seseorang akan memperoleh berbagai informasi. Informasi yang diperoleh tersebut dapat memperkaya khasanah pengetahuannya, selanjutnya beliau menjelaskan,  pengetahuan yang diperoleh tersebut dapat diungkapkan kembali melalui tulisan. Begitu pula dengan menulis, ungkapan pengetahuan atau informasi dalam bentuk tulisan, akan memperkaya pengetahuan dan latar informasi bagi pembacanya.[ans]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya