
"Kami mengadu karena abang saya diperlakukan seperti ayam potong. Di tangannya kami temukan ada bekas gari, tapi dia ditembak 7 kali. Kalaupun abang saya memang salah, apakah memang harus ditembaki seperti itu, kalau dia hidup kan bisa diperiksa untuk mengungkap jaringannya," kata Selly Ledita Amelia (23), adik Kiki, Kamis (25/4/2013).
Keluarga Kiki datang ke LBH Medan membawa barang bukti berupa baju kaus lengan pendek dengan 4 lubang yang disebut sebagai bekas peluru.
"Baju ini sengaja tidak kami cuci. Di baju ini ada 4 lubang, tapi di tubuh abangnya ada 7 lubang bekas peluru, karena ada peluru yang kena di tangan," ucap Selly sambil mengangkat baju Kiki.
Dia menjelaskan, selain di tangan lubang bekas peluru itu didapati di dada, perut dan punggung abangnya.
"Kami nggak tahu apakah luka-luka itu tembus," ucapnya.
Perempuan ini mengatakan, tindakan polisi yang berlebihan bisa dilihat dari tayangan televisi.
"Lihat tayangan di TV One, itu bisa menjelaskan. Tangan abang saya diborgol, saat itu dia pun terlihat memberi penjelasan kepada polisi, berarti kan dia bekerja sama, jadi kenapa ditembaki," keluhnya.
Selly datang ke LBH Medan bersama ibunya Elis Santi (43) dan bibinya Bebas Sari (53). Sejumlah kerabat mereka juga tampak menunggu di sana.
Sebelumnya, dua orang tersangka gembong narkoba tewas dalam operasi penangkapan di Medan, Selasa (23/4/2013) petang. Ramadhan P Kesuma (26) tewas di Hotel Grand Aston Medan dan Selly Satria Aprianto alias Kiki (26) tewas di Perumahan Bukit Hijau Regency, Medan Selayang. Polisi menyatakan Ramadhan ditembak karena melawan petugas sedangkan Kiki ditembak karena mencoba melarikan diri.[ans]
KOMENTAR ANDA