post image
KOMENTAR
Manuver kelompok "Petisi 34" yang mendesak Presiden SBY menghentikan penelitian di situs Gunung Padang di Cianjur, Jawa Barat, sama sekali tidak dapat menghentikan keinginan kuat masyarakat ikut dalam eskavasi situs megalitikum itu.

Istilah kelompok "Petisi 34" digunakan untuk merujuk 34 ahli yang berkumpul di Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas) hari Jumat lalu (26/4/2013). Di ujung pertemuan mereka menandatangani sebuah petisi yang dikirimkan kepada Presiden SBY yang antara lain meminta agar SBY segera memoratorium penelitian yang dilakukan Tim Terpadu Riset Mandiri yang diinisiasi kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB).

"Tim terpadu tetap menghormati 34 orang yang mengajukan petisi. Kami mengajak mereka semua untuk hadir dalam eskavasi di luar situs yang akan dilakukan tanggal 11 dan 12 Mei nanti," ujar SKP BSB Andi Arief yang menginisiasi penelitian di Gunung Padang sebagai bagian dari penelitian kebencanaan.

Menurut rencana eksvasi akan dilakukan oleh 200 arkeolog dan dibantu masyarakat yang berminat. Sejauh ini, sudah lebih dari 900 orang yang menyatakan ingin ikut dalam proses eskavasi. Juga ada sekitar 40 warga negara asing yang ingin terlibat dalam eskavasi.

"Bahkan berbagai kesatuan di TNI dan Polri juga siap membantu arkeolog apabila dibutuhkan. Animo ini sungguh mengarukan. Namun tim arkeolog akan memprioritaskan masyarakat sekitar Gunung Padang, budayawan, aktivis lingkungan," kata dia lagi.

Siapapun dan dari disiplin keilmuan apapun kami ajak dengan senang hati untuk bergabung. Penjelasan ini sekaligus pernyataan bahwa kami menolak berpolemik apalagi sampai masuk wilayah politik. Biarlah, ujar Andi Arief lagi, politik yang hiruk pikuk, bukan dunia riset yang diwarnai konflik. [rmol/hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas