post image
KOMENTAR
Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM) sepakat Selat Malaka menjadi lokasi paling rawan terjadinya aksi teroris. Hal ini tidak terlepas dari tingginya aktifitas pelayaran di perairan yang memisahkan Indonesia-Malaysia itum.

"Luasnya perairan asia tenggara khususnya Perairan Malaysia Indonesia, menjadi celah masuknya jaringan terorisme internasional dalam bentuk infiltrasi paham fundamentalisme radikal, seperti Al-Qaeda, Al-Jemaah Al-Islamiyah dan Kelompok Abu Sayyaf," kata Laksamana TNI Agus Suhartono, Panglima TNI, saat pembukaan Latihan Gabungan Indonesia-Malaysia, di Medan, Jum'at (7/6/2013).

Ia menyebutkan gejala terorisme masih terus menghantui keamanan dunia hingga saat ini. Perkembangan teknologi, metode dan sistem yang digunakan oleh para teroris mengharuskan pola penangannya harus dilakukan secara bersama lintas negara.

"Latihan gabungan harus terus dikembangkan untuk meningkatkan konteks strategi, metoda maupun teknik dan taktik pendekatan," ujarnya.

Diketahui, Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentera Malaysia (ATM), menggelar latihan gabungan pemberantasan terorisme. Latihan gabungan ini melibatkan 1.228 personil gabungan Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara TNI/ATM. [rob]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas