post image
KOMENTAR
Kepergian Dian Nita Sihombing (5), yang tewas tertimbun longsor di Dusun Huta Harambir, Desa Adiankoting, Kecamatan Adiankoting, Taput, Selasa (18/6/2013) menyisakan luka mendalam bagi keluarga korban. Bahkan, sambil histeris ibu korban, Eva Simatupang (50) berkata ''kalau ibu rindu, datang ke dalam mimpi ya nak''.

Rumah duka berada di jarak perjalanan 32 kilometer dari Tarutung menuju Dusun Huta Harambir. Di rumah itu terdengar suara isak tangis keluarga beserta warga yang melayat.

Tidak hanya itu, ibu korban begitu histeris dan tidak mau bergeser dari samping peti jenazah putri bungsunya itu. Bahkan, ia terus memeluk peti jenazah dan membedaki wajah putrinya yang sudah terbujur kaku.

Wanita yang memiliki empat orang anak itu selalu memanggil-manggil nama putrinya dengan harapan Dian dapat menyahut. Seketika, para pelayat yang ada dirumah duka itu tidak kuasa membendung air matanya.

Eva mengaku, sebelum kejadian ia sudah melarang putrinya itu agar tidak bermain di perbukitan di belakang rumah mereka itu. Sebab tanah tebingnya sudah mulai rawan longsor. Namun karena masih kecil, Dian tidak mempedulikan nasehatnya.

''Sudah kularang dia, tapi si Dian menjawab kalau dia ingin bermain di situ. Kebetulan, tanahnya perbukitan di belakang rumah kami itu seperti sudah rawan longsor. Tapi kenapalah harus dia (Dian) yang tertimbun longsor. Betapa sakitnya dia kemarin tertimbun longsor ini. Di panggil-panggilnya lah  mungkin aku sambil kesakitan. Tapi aku nggak mendengarkannya,” kisahnya.

Masih Eva, seminggu sebelum kejadian, mereka memang sudah mendapat firasat kalau Dian akan pergi meninggalkan mereka. Sebab bingkai foto Dian yang dipajang di dinding rumah terjatuh tiba-tiba.

''Sekarang hanya fotonya itulah yang tersisa di rumah ini. Barang-barangnya seperti pakaian, boneka, ikat rambut, bedak dan sisir yang biasa digunakannya dimasukkan ke dalam peti. Kalau rindu nanti ibu, datang ke dalam mimpi ya nak,'' pintanya ke telinga putrinya itu.

Sementara itu, ayah korban Tua Tumpak Sihombing (52), juga tak kuasa melihat putrinya sudah berada di dalam peti. Letihnya perjalanan dari Batam menuju Dusun Huta Harambir tidak lagi ia rasakan karena menahan kepedihan itu.

Saat ditemui di rumah duka, Tua mengaku sebenarnya dirinya baru tiba di Batam untuk bekerja. Namun, ia langsung mendapat kabar kalau putrinya Dian meninggal dunia akibat tertimbun longsor.

''Saya baru nyampe di Batam, sekira setengah jam kemudian langsung ada kabar dari keluarga dan menyampaikan kalau Dian meninggal,'' terangnya seperti dikutip dari metrosiantar.

Menurut dia, sebelum berangkat ke Batam, korban sempat minta gendong hingga tiga kali.

''Sebelum saya berangkat kemarin,  Dian sempat minta gendong tiga kali. Tak biasanya dia (korban) minta gendong sama ku. Apalagi waktu itu masih pagi, terus dia merengek supaya ku gendong. Waktu ku turunkan, minta gendong lagi dia hingga tiga kali. Itulah mungkin permintaan terakhir putri ku ini,'' ujarnya dengan mata berkaca-kaca.[ans]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas