post image
KOMENTAR
Para pengurus Asosiasi Biro Perjalanan Wisata, ASITA (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies) Sumut, sepakat dengan pernyataan Gubernur Sumatera Utara yang menyebut Pesta Danau Toba atau Festival Danau Toba (FDT) belum mampu menjadi ikon.

"Karena masih terlalu banyak event yang diagendakan di dalamnya, sehingga tidak efektif dan cenderung membingungkan," ujar Ketua ASITA Sumut, Solahuddin Nasution saat bertemu Gubsu Gatot Pujo Nugroho, Minggu (10/11/2013).

Selain itu, para praktisi mengungkapkan sulitnya menjual FDT karena fasilitas akomodasi yang tidak tersedia pada hari pelaksanaan.

"Kami tidak bisa memenuhi permintaan tamu untuk mengunjungi Pesta Danau Toba, karena tidak ada kamar tersedia, semuanya sudah dibooking  penyelenggara," jelas Solahuddin.

Solahuddin kemudian mengungkapkan bahwa ASITA ingin mengembalikan kejayaan pariwisata Sumut seperti pada era tahun 80 an yang ditandai dengan tingginya kunjungan wisatawan asing.

Diketahui Festival Danau Toba digelar pada 8-14 September lalu di Kabupaten Samosir sebagai tuan rumah.

Festival Danau Toba 2013 tersebut yang didukung Kemenparekraf itu ada beberapa kegiatan budaya yang dilakukan mulai karnaval Sigale-gale, tarian Tortor Sawan, Sulang-Sulang Hariaman hingga Mangalahat Horbo.

Untuk olahraga ada beberapa kegiatan besar diantaranya adalah paralayang, paramotor, renang rakyat, renang keliling Danau Toba untuk pertama kalinya hingga perahu naga atau lebih dikenal dengan Solu Bolon. [ded]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya