
Tidak jauh berbeda dengan aksi-aksi sebelumnya, aksi kali ini juga masih menuntut agar pihak akademik segera mempertegas status pendidikan mereka pada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) dengan mendaftarkan mereka dalam sistem Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED).
"Kalau kami belum terdaftar dalam EPSBED maka status kami sebagai mahasiswa tidak akan diakui Dikti," kata salah seorang mahasiswa, Febrianto.
Febrianto menyebutkan, pendaftaran data seluruh mahasiswa dalam sistem EPSBED tersebut merupakan kewajiban dari pihak kampus. Namun, menurut mereka pendaftaran data mahasiswa secara penuh dalam EPSBED tersebut terakhir kali dilakukan pada tahun 2007 yang lalu.
Selebihnya, update data tersebut tidak lagi dilakukan secara penuh. Bahkan untuk mahasiswa angkatan 2010 hingga 2013 hingga saat ini belum didata sama sekali.
"Padahal update datanya seharusnya per semester," ujarnya.
Mereka menilai pendaftaran dalam EPSBED tersebut menjadi masalah paling krusial yang mereka alami. Sebab, tanpa terdata dalam sistem tersebut, maka seluruh program pendidikan yang telah mereka ikuti tidak akan diakui oleh Dikti.
"Makanya kami menganggap kalau belum terdaftar berarti kami juga tidak diakui sebagai mahasiswa," jelasnya.
Selain tuntutan agar segera didaftarkan dalam EPSBED tersebut, mereka juga menyampaikan tuntuan lainnya seperti bersatunya akademik dan kampus secepatnya, tuntutan agar Dekan Fakultas Kedokteran UISU dan jajarannya mundur dari jabatan serta Audit Keuangan FK UISU. [ded]
TEKS FOTO: Ratusan Mahasiswa Fakultas Kedokteran UISU saat menggelar
aksi unjuk rasa di Kampus mereka di Jalan Sisingamangaraja, Medan. [Foto|Robedo Gusti]
KOMENTAR ANDA