post image
KOMENTAR
Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengemukakan, hingga saat ini tidak ada satupun partai politik yang mampu memberikan pendidikan politik yang santun kepada kalangan generasi muda yang berusia dibawah 17 tahun atau masuk dalam kategori anak.

"Yang ada semuanya mengajarkan politik kekerasan kepada anak," katanya, Jum'at (4//2014).

Pernyataan Arist ini didasarkan pada fakta, bahwa seluruh partai politik selalu menyampaikan keburukan dari partai lain dalam setiap orasi politik mereka pada saat kampanye terbuka. Hal ini semakin memprihatinkan, karena pada saat yang bersamaan, partai politik juga tidak melarang anak-anak memasuki lokasi kampanye mereka.

"Alasannya untuk memberikan pendidikan politik, kalau begitu caranya yang diberikan bukan pendidikan politik, tapi pendidikan politik kekerasan," ungkapnya.

Arist menyebutkan pendidikan politik bagi anak tidak boleh dilakukan dengan melibatkannya langsung pada kampanye terbuka. Pendidikan politik justru menurutnya akan lebih efektif jika dilakukan didalam lingkungan keluarga.

"Disitu harus diajarkan untuk saling menghargai pendapat, memberikan kebebasan untuk menyampaikan ide dan sebagainya, itu baru namanya pendidikan politik, bukan membawa anak ke lokasi kampanye dan ikut arak-arakan," jelasnya.

Arist menyebutkan, sejak berlangsungnya kampanye terbuka mulai 16 Maret 2014 lalu, tidak ada satupun partai politik yang terlihat tanggap dengan pengaruh buruk kampanye mereka terhadap anak. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya anak yang berada pada lokasi kampanye dan hal tersebut tidak mendapat larangan dari partai yang bersangkutan, termasuk instansi lain yang berwenang untuk mengawasinya.

"Bawaslu dan jajarannya juga terlihat tidak punya gigi untuk mencegah itu," sebutnya.[rgu]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa