post image
KOMENTAR
Posisi geogragfis Indonesia yang berada di cincin api atau ring of fire dan memiliki potensi bencana tektonik. Keberadaan gunung api yang terhampar hampir di seluruh kepulauan dan laut Indonesia, menjadikan negeri ini berada di lingkaran api, yang sewaktu-waktu bisa meletus.

Indonesia juga tercatat sebagai pemilik gunung berapi terbanyak di dunia, sebanyak 130 gunung berapi atau 10 persen dari jumlah gunung berapi di dunia. Dari jumlah tersebut 17 di antaranya masih aktif.

Mengingat potensi bencana yang begitu besar di Indonesia, khususnya Sumatera, maka Aksi Cepat Tanggap (ACT) Cabang Medan dan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Sumatera Utara melaksanakan konsolidasi dan evaluasi bencana tahap pertama di Hotel Garuda Plaza dan Hotel Miyana pada 2-3 April 2014.

Kegiatan tersebut merupakan konsolidasi pimpinan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) daerah (Medan, Kabanjahe, Deli Serdang, Serdang Bedagai, Labuhan Batu) dan MRI unit kampus (USU, IAIN, UMN, MICROSKILL). Pada kegiatan tersebut menyamakan serta mengoptimalkan peran MRI Sumatera Utara.

"Sebagaimana diketahui Aksi Cepat Tanggap (ACT) MEDAN dan MRI Sumatera Utara terus melakukan aktivitas kemanusiaan di Sinabung serta pemberdayaan masyarakat Sumatera Utara," kata Ketua Umum MRI Sumatera Utara, Zulham Fffendi dalam keterangan persnya, Jumat (4/4/2014).

Menurutnya, konsolidasi juga untuk memantafkan program recovery untuk korban erupsi Gunung Sinabung dan menyiapkan tim tanggap bencana di seluruh daerah Sumatera Utara.

Dalam konsolidasi itu, dijelaskan makna Ring of firel, sebuah rangkaian lempeng atau patahan besar yang menjadi ancaman potensial gempa. Posisinya mengepung perairan Indonesia mulai dari Laut Andaman menjalar dari atas pesisir Sumatera hingga timur.

Lempeng 'Semangka' di sepanjang daratan pantai barat Sumatera berakhir di Selat Sunda. Kemudian, bersambung dengan rangkaian puluhan gunung berapi aktif di Jawa-Bali-Lombok-Sumbawa-Flores hingga Pulau Alor.

Patahan dari zona subduksi Euroasia-Austronesia (Maintrust) menjalar dari Laut Andaman menyusuri perairan Barat Sumatera-Jawa-Nusa Tenggara-Laut Arafuru-Laut Seram-Sulawesi Utara-Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Pertemuan lempeng EuraAsia-lempeng Australia dan lempeng Filipina-Lempeng Pasifik pergerakannya bagai sebuah bom waktu.
 
Ring of fire map teori pergeseran lempeng tektonik atau hanyutan benua (continental drift) atau penyebaran dasar laut (sea-floor spreading) merupakan teori geofisika paling modern tentang perilaku kerak bumi yang mampu menjelaskan secara rinci sebab gempa tektonik.

Teori ini mendasarkan pada kenyataan bahwa kerak bumi merupakan sekumpulan lempengan padat dan berat yang mengambang di atas lapisan bumi cair, dan lunak seperti lumpur beku.

Formasi bebatuan dan karang pada kerak bumi dibentuk dari dasar kerak dan berlangsung terus menerus sebagai efek pelepasan panas inti bumi yang mendidih melalui selimut (mantel) bumi. Saat formasi baru dibentuk, terjadi desakan yang menggeser lempengan, sehingga terjadi keretakan dan benturan antar patahan lempeng.

"Melihat kenyataan tersebut tidak ada jaminan bagi wilayah Indonesia bebas gempa mengingat semua lempeng di bumi ini saling berkaitan dan saling mempengaruhi. Hal tersebut menjelaskan kenapa gempa besar dan letusan gunung berapi yang terus beruntun terjadi," pungkas Zulham. [ded]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas