post image
KOMENTAR
Saat ini jejaring sosial tidak hanya dijadikan alat untuk mencari pertemanan, tapi saat ini keberadaan situs di jejaring sosial ini dinilai merupakan pintu masuk berbagai tindakan menyimpang. Salah satunya kekerasan dan pelecehan seksual.

Hal ini tentu saja menjadi perhatian serius bagi Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA)

Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan, hilangnya perhatian dari keluarga dan sekolah menjadi salah satu faktor maraknya kekerasan dan pelecehan seksual sebagia buntut jejaring sosial.

"Berdasarkan laporan yang diterima Komnas PA, pelaku kekerasan dan pelecehan seksual sering kali melancarkan modusnya melalui bujuk rayu yang membuat korbannya merasa berbunga-bunga dengan janji manis para pelaku. Inilah yang memicu aksi kekerasan dan pelecehan seksual tersebut," katanya, Jumat (4/4/2014) .

Selain itu, katanya, faktor kemiskinan juga dapat menyebabkan terjadinya tindakan kekerasan dan pelecehan seksual tersebut terhadap anak-anak.

"Demi memenuhi kebutuhan gaya hidup, banyak anak-anak termakan dan menjadi korban tindakan kekerasan dan pelecehan seksual dari pelakunya. Lihat saja kebanyakan korban yang menjadi pelecehan seksual dan tindakan kekerasan adalah anak dibawah umur," katanya.

Untuk itu, katanya, keluarga dan sekolah mempunyai peran penting dalam menangkal aksi kejahatan tersebut.

"Keluarga dan sekolah harus memberikan perhatian ekstra kepada anak-anak. Dialog tentang aktivitas anak di dunia maya juga perlu dipertanyakan guna menjaga anak-anak terhindar dari tindakan kekerasan dan pelecehan seksual pelaku," katanya. [ded]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas