Kasus perampokan sepeda motor yang menewaskan Iskandar di Medan membuat masyarakat semakin miris dengan kepemimpinan personil kepolisian di Sumatera Utara. Sebab, hampir setiap malam aksi perampokan selalu terjadi dengan disertai aksi kekerasan berupa penganiayaan bahkan pembunuhan.
Pengamat Hukum, Farid Wajdi menilai kasus kejahatan di wilayah Sumatera Utara (Sumut) dinilai semakin parah karena petugas keamanan tidak terlihat serius dalam menanganinya. Hingga saat ini ia mengaku belum melihat adanya inovasi dari pihak kepolisian dalam upaya memberantas kejahatan jalanan selain mengandalkan cara-cara konvensional seperti patroli pada tempat-tempat tertentu.
"Kalau begini kondisinya saya khawatir aksi perampokan disertai kekerasan ini akan menjadi tren 2014," sindirnya, Minggu (24/8/2014).
Selaku instansi yang bertanggungjawab terhadap pengamanan masyarakat, pihak kepolisian di Sumut mulai dari tingkat Polda, Polres dan Polsek jajaran menurutnya harus mampu membuat terobosan dalam memecahkan masalah yang terus menjadi sorotan publik ini. Pimpinan pada masing-masing tingkatan tersebut menurutnya harus mampu membuat kebijakan yang tepat untuk penanganannya secara singkat.
"Harusnya mereka memiliki terobosan, aksi kejahatan kan terus berkembang mereka juga harus mampu meningkatkan inovasi untuk mengimbanginya," ketusnya.
Farid menyebutkan, maraknya aksi perampokan ini sudah menimbulkan efek ketakutan yang luar biasa ditengah masyarakat (fear of crime). Menurutnya hanya ada 2 faktor pemicunya, yakni masalah ekonomi dan lemahnya penegakan hukum. Faktor ekonomi menurutnya menjadi tugas pemerintah, sedangkan penindakan dan penegakan hukum menjadi tanggungjawab pihak kepolisian dan kejaksaan.
"Nah pada penegakan hukum ini mereka (polisi) harus berperan maksimal," ungkapnya.[rgu]
KOMENTAR ANDA