
Hal itu disampaikan Kordinator Nasional RelawanBersama Rakyat Bantu Harimau Nasional (Bertuhan) Safrizal El Batubara, kepada medanbagus.com, Minggu pagi (18/1).
Dia menyoroti lemahnya sistem pengawasan di lembaga pemasyarakatan yang memungkinkan tahanan bebas menggunakan handphone dan laptop.
Belum lagi, sambungnya, masih sering terdengar kasus tangkap lepas yang dilakukan untuk pengedar narkotika.
"Ini artinya eksekusi mati di Indonesia masih pakai senjata kotor lah," ujar Safrizal.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukuman mati terhadap keenam terpidana Minggu dinihari tidaklah sertamerta membawa efek jera bagi orang-orang yang ada di dalam lingkaran peredaran narkotika.
"Problem struktural lainnya yang terjadi dalam proses bernegara dan budaya yang ada, seperti kemiskinan atau aparat hukum, aparat negara yang korup dan sistem negara yang tidak berpihak kepada rakyat atau hilangnya keadilan di tengah-tengah masyarakat mengakibatkan kepercayaan masyarakat akan penegakan hukum negara Indonesia hilang dan apatis terhadap penegakan hukum," demikian Rizal. [dem]
KOMENTAR ANDA