post image
KOMENTAR
Walikota Medan, Dzulmi Eldin mengeluhkan tentang musallah yang ada di mall di Kota Medan yang tidak layak.

Untuk itu, ia mendesak pengelola gedung di mall di Kota Medan  untuk menempatkan tempat ibadah yang lebih representatif.

"Ada salah satu mal di Kota Medan yang pempatan musalanya tidak layak. Ini menjadi keluhan pengunjung yang akan beribadah. Masa mal begitu megah, sementara musalanya begitu. Ini sudah diberitahukan, tetapi pihak pengelola sampai saat ini belum juga menjadi perhatian mereka," katanya kepada para pengurus Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia Sumatera Utara (DPD APPBI Sumut), Selasa (3/3/2015).

Ia juga meminta  agar pengelola pusat perbelanjaan atau mal memberi perhatian serius terhadap fasilitas musallah. Dirinya  berharap penempatan sarana ini benar-benar di lokasi yang representatif dan nyaman.

"Selain soal musallah, para pengelola pusat perbelanjaan atau mal di Kota Medan agar mengawasi siswa yang berkunjung. Pengelola harus memberi edukasi kepada para siswa sehingga mereka tidak mangkal dan bermain game saat jam belajar," ungkapnya.
 
Sekretaris APPBI Sumut Heri Zulkarnaen menyatakan sepakat musala di pusat perbelanjaan harus representatif. Dia meminta Wali Kota Medan segera membuat surat edaran mengenai fasilitas itu.

Sementara aturan melarang siswa sekolah berada di mal atau pusat perbelanjaan sudah ada. Mereka seharusnya tidak diperbolehkan masuk  pada saat jam sekolah, kecuali didampingi orang tuanya atau guru.

"Kami dari APPBI juga berharap agar Pemkot Medan bisa bekerja sama dengan mal. Pembangunan mal atau pusat perbelanjaan harus disebar ke pinggiran, jangan bertumpu di inti kota. Selain menghindari persaingan juga dapat mengurangi kemacetan di inti kota," pungkasnya.[rgu]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Budaya