post image
KOMENTAR
Haji Marzuki (Ketua Pemuda Pancasila era 80an) mengaku prihatin dengan kondisi organisasi Pemuda Pancasila (PP) Sumut yang saat ini. Menurutnya ada pola yang berbeda dalam mencari sosok pemimpin yang terlalu dipaksakan dan jauh dari  nilai demokratis. Oleh karena itu, ia meminta kepada seluruh kader PP Sumut agar secepatnya sadar dan kembali pada nilai-nilai perjuangan Pemuda Pancasila.

"Jika Pemuda Pancasila kepemimpinannya tidak demokratis, maka tinggal tunggu hancurnya saja PP ini," kata Haji Marzuki melalui rilis yang diterima redaksi, Kamis (26/11).

Haji Marzuki yang merupakan sosok tidak asing lagi bagi kader Pemuda Pancasila di Sumatera Utara, maupun ditingkat nasional, menegaskan agar organisasi Pemuda Pancasila kembali menerapkan prinsip demokrasi dalam mencari pemimpin. Hal ini penting agar seluruh kader memiliki persamaan hak dalam memimpin organisasi tersebut.

Sebagai kader militan ia tidak ingin organisasi PP Sumut hancur ditangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

"Kembalikan Pemuda Pancasila ini kepada sistem yang sebenarnya," tegas Haji Marzuki.

Di tempat yang sama, senior Pemuda Pancasila Petek Suherfi Hasibuan (mantan Ketua Komando Inti Pemuda Pancasila) mengaku rindu dengan organisasi Pemuda Pancasila yang dulu.

"PP sekarang ini sangat jauh dari yang diharapkan. Pejuang-pejuang PP terdahulu menginginkan ini yang sesunggunya," sebut Petek.

Menurut Petek, Pemuda Pancasila sesungguhnya adalah tanpa adanya pengkotak-kotakan dan tidak terpecah-pecah. "Sebagai senior PP saya tidak mengenal siapa-siapa yang duduk di pengurusan, entah kapan pengkaderannya tiba-tiba saja menjadi pengurus wilayah," serunya.

Harusnya, lanjut Petek, Pemuda Pancasila tidak ada diinterpensi oleh golongan tertentu dan tidak terpengaruh oleh siapapun.

"Saya dan teman-teman merindukan gaya kepemimpinan Ketua Marzuki. Dulu beliau membuka selebar-lebarnya bagi kader Pemuda Pancasila berpotensi untuk maju dan membesarkan Pemuda Pancasila," sebutnya.

"Pemuda Pancasila itu bukan tempat cari makan, bukan tempat ajang bisnis. Pemuda Pancasila itu salah satu organisasi terbesar di Indonesia, khususnya di Sumatra Utara," tegasnya.

Dalam waktu dekat Pemuda Pancasila Sumut akan mengadakan Musyawarah Wilayah (Muswil), harapan kami, kata Petek, Majelis Pimpinan Nasional (MPN) Pemuda Pancasila bersifat netral dan tidak berpihak kepada siapapun demi kebesaran organisasi.

"Lakukanlah musyawarah dengan mufakat untuk menghasilkan pemimpin yang sesungguhnya, bukan pemimpin yang sudah diatur oleh kelompok tertentu," tegas Petek.

Pertemuan yang penuh kekeluargaan itu dihadiri oleh kader-kader Pemuda Pancasila, seperti Haji Ibrahim Tarigan, Amiruddin Effendi, Sastra, Bahrum Siregar, Tomson Barus, Herlan Ginting dan puluhan kader lainnya.

"Pertemuan ini akan berlanjut ke tokoh-tokoh PP lainnya untuk menyatukan kembali senior dan kader di Sumatera Utara," tutup Ibrahim Tarigan.[rgu]

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa