post image
KOMENTAR
Masyarakat Indonesia saat ini sedang dihebohkan dengan kasus 'papa minta saham' dan kisruh Pelindo II, khususnya terkait perpanjangan perjanjian kerjasama pengelolaan Jakarta International Container Terminal (JICT) dengan Hutchison Port Holding (HPH) pada 2014.

Menurut anggota Panitia Khusus Pelindo II, Masinton Pasaribu, pembuat gaduh kedua isu tersebut mempunyai irisan yang sama.

Kisruh PT Freeport Indonesia bermula dari laporan Menteri ESDM Sudirman Said terkait rekaman pembicaraan Ketua DPR RI Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid, dan Presdir PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin. Sementara dalam kasus di Pelindo II, diduga terlibat Menteri BUMN Rini Soemarno.

"Perusahaan Pelindo dengan Freeport kalau kita rangkai, irisan-irisan pemainnya itu juga," ungkap Masinton dalam diskusi "Antara Freeport, Politik dan Kekuasaan" di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (12/12).

Masinton mengatakan jika ditelusuri lebih dalam, inti kasus Freeport sama dengan Pelindo II. Yakni adanya keinginan perpanjangan kontrak dari perusahaan masing-masing sebelum masa waktu yang ditentukan.

Dalam kasus Pelindo II, lanjut Masinton, perpanjangan kontrak semestinya dibahas pada 2019. Namun ada usaha untuk menjajaki perpanjangan kontrak tersebut pada tahun 2015. "Ini sama kayak Freeport yang habis 2021, dijajaki sekarang," cetus politikus PDIP ini.

Lebih jauh, Masinton menegaskan, upaya untuk menjajaki perpanjangan kontrak kedua perusahaan tersebut merupakan modus dari para pencari keuntungan pribadi.

"Ya tinggal dieksekusi. Sumber gaduhnya orang rente. Kita tidak larang pebisnis masuk, tapi orang ini bikin kacau antara kepentingan negara dan bisnisnya," tandas politikus muda ini. [hta/rmol]



Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa