post image
KOMENTAR
KEMESRAAN  dibangun oleh harmonisasi  niat dan tujuan setiap manusia yang hidup di sebuah lingkungan. Kemesraan akan sulit hilang apabila yang sedang merasakannya selalu dinaungi kesenangan dan suka cita.

Garis bawah melintasi kata kemesraan, yang mengisyratkan kemesraan bukan hanya dimiliki orang baik, orang jahat juga bisa memiliki. Ada juga beberapa manusia yang mengaku saling mesra, segala tariannya di atas bumi terharmonisasikan,  tapi satu diantaranya tidak sadar bahwa niat dan tujuan terbentuknya kemesraan itu  justru berseberangan dengan prinsip ideal niat dan tujuannya. Bagaikan anak kecil yang sedang riang bermain api namun tak pernah paham bahwa api tersebut dengan sekejap dapat menghanguskannya.
 
Majelis Ulama Indonesia (MUI), di perjalanan hidupnya pasti ada berbagai kemesraan. Tapi ada satu kemesraan yang menyimpang dari niat dan tujuan awal didirikannya, MUI telah mesra dengan kontroversial. MUI seharusnya menjadi sebuah perkumpulan yang dapat membantu masyarakat untuk benar dalam menjalankan aktivitas rohaninya.

Kontroversial yang telah dibangun oleh MUI menjadikannya sebagai perkumpulan dengan cap pengadil konyol. MUI telah mengadili banyak hal yang justru menjadi boomerang untuknya. Mereka mulai terlihat seperti Tuhan.

MUI bahkan menguatkan teori yang telah diciptakan oleh karl marx. Teori yang menyatakan bahwa agama adalah candu. Perkumpulan yang berbasis keagamaan ini malah menjadikan agama sebagai sebuah kekuatan yang mutlak. Suatu hal dapat dengan mudah dikatakan sesat atau tidak halal.

Mulai dari mengeluarkan fatwa aneh seperti golput itu haram, mengucapkan hari kebesaran agama lain haram, memilih pemimpim perempuan dan non-musli itu haram, hingga melakukan yoga pun difatwakan haram. MUI sudah menyerupai negara geraja, menjadi sebuah faktor yang dapat menguatkan status politik sekelompok orang.
Fatwa yang dapat mengakibatkan terjadinya sebuah perpecahan diantara masyarakat juga tidak luput. Permasalahan seputar Gafatar contohnya, menggunakan alasan Gafatar membahas tentang abraham, lantas dikatakan menyimpang dari Islam. Bukankah abraham itu ibrahim?

Kemesraan MUI terhadap kontroversial ini disebabkan oleh dua hal, pertama adalah MUI masih tejebak pada simbolitas dan kedua adalah MUI ingin menjadi anak baik pemegang kekuasaan.
Kenapa sekaliber MUI masih bisa terjebak dalam sebuah simbol? Simbolisme adalah sistem yang kontra terhadap radikalisme. Perlu diingat, radikal ini bukanlah hal berbahaya seperti yang digambarkan berbagai media. Radikalisme adalah pola hidup yang mengupayakan terlepasnya orientasi tehadap simbol/materi untuk menembus hingga ke akar esensial.

Bukankah radikalisasi terhadap agama yang seharusnya menjadi konsentrasi MUI? Apakah ada maksud lain dibalik antinya MUI dengan radikalisme?

MUI yang telah terlegitimasi sebagai organisasi yang mengurusi permasalahan agama dan akidah ini menjadi patron dalam kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi agama. Pada akhirnya, jika MUI anti radikalisme, maka itu akan jadi candu untuk masyarakat.  

Ulasan dari sebab pertama tadi menjadi jembatan untuk mendapatkan ulasan sebab kedua. Simbolisme yang anti radikalisme MUI itu juga menjadi sistem yang digunakan pemegang kekuasaan.

Pemegang kekuasaan anti terhadap radikalisme untuk menyembunyikan rencana jahatnya. Untuk membantu lancarnya niat tersebut, pemegang kekuasaan harus merangkul sebuah hal yang menjadi ketergantungan/candu terbesar masyarakat.

Jika melihat hubungan antara antinya MUI tehadap radikalisme dan kebutuhan pemegang kekuasaan terhadap kelompok yang sudah menjadi candu masyarakat, maka akan ditemukan satu garis jelas yang menyatakan hubungan mesra dengan pemegang kekuasaan. MUI bisa saja menolak, namun untuk keberlangsungan hidup nyamannya, ia harus menjadi anak baik si pemegang kekuasaan.

Melihat banyaknya kontroversi yang dibuat, melabelkan haram dan sesat semudah menggoreskan tinta hanya akan membuat kehidupan bermasyarakat semakin kacau. Dengan berbagai kontroversinya, MUI tidak lagi berperan sebagai ahli ilmu dalam kerohanian. MUI sudah bertransformasi menjadi “Majelis Untung-Untungan Indonesia”.
Agama adalah yang paling primordial untuk kehidupan masyarakat. Hal yang paling primordial pada manusia sulit untuk dinafikan, ketergantungan terhadapnya begitu besar.

Bayangkan bagaimana jadinya jika hal yang paling tinggi ketergantungan terhadapnya dikuasai oleh suatu kelompok? Bagaimana jika kekuasaan mutlak terhadap hal yang paling primordial ini berada di tangan yang salah?

Manusia yang tidak sempurna, memiliki nafsu dan hasrat yang sulit untuk dikontrol, jika berhasil menguasai hal yang paling primordial tersebut hanya akan membuat masyarakat mabuk.

Hal tersebut yang sudah menjadi peringatan dari Karl Marx, agama dapat menjadi sebuah candu jika dikuasai oleh sebuah kelompok. Itu sebabnya mengapa kepemilikan terhadap hal yang paling primordial, agama, tidak boleh dimiliki. Konsep dan sistem dalam sebuah agama adalah untuk dijalankan, bukan unttuk dimiliki.

#NikmatnyaSeranganFajar

Jutaan Umat Islam Indonesia Telah Bersatu Dalam Gerakan Masif, Tak Pernah Disangka

Sebelumnya

Ketergilasan Gerakan Masif Jutaan Umat Islam Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Serangan Fajar