post image
KOMENTAR
Tokoh muda Kota Medan, Hardiyanto Kenneth merasa sedih dengan tragedi pembunuhan yang terjadi di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU ). Kampus katanya, seharusnya melahirkan kaum intelektualitas bukan seorang pembunuh.

"Saya menyayangkan terjadinya peristiwa pembunuhan di kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara ( UMSU ). Saya  berharap, tidak ada lagi peristiwa yang sama terjadi di lingkungan kampus," katanya, Kamis (5/5).

Menurut Pria yang akrab disapa Kenneth tersebut, pelaku, Roymardo Sah Siregar seharusnya bisa menahan emosi sehingga peristiwa  yang mencoreng wajah pendidikan itu tidak terjadi. Menurutnya sebagai seorang mahasiswa, Roy harusnya bisa memahami apa yang dilakukan almarhumah Nuraini Lubis itu adalah demi kebaikan mahasiswanya.

"Setiap dosen pasti ingin memberikan yang terbaik untuk setiap mahasiswanya. Walau pun almarhumah kerap menegur pelaku, itu dilakukan demi menanamkan disiplin, tidak ada tujuan lain," katanya.

Pria yang menyandang gelar magister ilmu kepolisian ini menduga ada yang salah dengan psikis Roy yang tega membunuh dosennya karena alasan sakit hati karena kerap ditegur sang dosen.

"Kita perlu telaah latar belakang keluarga pelaku, apakah kurang kasih sayang, salah bergaul atau memang memiliki gangguan kejiwaan," katanya.

Kenneth mengatakan memang ada pergeseran nilai yang berkembang di dunia pendidikan saat ini terkait disiplin pelajar. Saat ini katanya, para orang tua siswa terlalu mencampuri pola pendisiplinan pendidik. Campur tangan orang tua dinilai berdampak buruk bagi mental pelajar.

"Saya sewaktu mengenyam pendidikan di bangku sekolah dan perkuliahan dulu kerap Di tegur bahkan dihukum secara fisik namun saya tetap kuat karena saya sadar sedang menjalani proses pembentukan karakter," katanya.

Kenneth, juga berharap para orang tua siswa, pelajar dan mahasiswa meluangkan waktunya untuk melihat perkembangan mental sang anak sehingga para siswa, siswi dan mahasiswa bisa tumbuh dengan psikis yang baik.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Resor Kota Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto mengungkapkan latar belakang pembunuhan yang dilakukan RSS.

"Dari hasil pemeriksaan ahli, tersangka Roymardo menikam dosennya sendiri hingga tewas karena dendam terhadap korban. Sebab korban (Nuraini) sering memarahi tersangka dengan diancam tidak akan lulus," katanya, kemarin.

Menurut Mardiaz, Roymardo sering dimarahi Nur Aini saat mengikuti mata kuliah Nuraini di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Bahkan, karena sering kuliah dengan baju kaus dan tidak membawa buku perkuliahan, Roymardo acap diusir ke luar ruang kelas kuliah.

"Tersangka dendam karena sering diusir keluar kelas oleh korban karena selalu pakai kaus dan tidak membawa buku," jelasnya.[rgu]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel