post image
KOMENTAR
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyarankan agar kontestasi pemilihan ketua umum Partai Golkar berjalan sehat tanpa saling menjatuhkan kompetitor.

Menurutnya, calon ketum harus mengerti esensi dari penyelenggaraan Musyawarah Nasional Luar Biasa pada 15-17 Mei nanti yakni untuk menuju islah Golkar dan tidak terpecah belah seperti sebelumnya.

"Jangan lebay dot kom kampanyenya, esensi munaslub itu apa sih. Timses harus pahami betul esensi dilaksanakan munas, islah, tidak ada pecah belah," beber Siti kepada wartawan, Selasa (10/5).

Pengamat yang akrab disapa Wiwiek itu juga menanggapi sejumlah serangan tim sukses calon ketum Ade Komaruddin terhadap Setya Novanto. Menurutnya, para kandidat memiliki sisi kekurangan masing-masing. Seperti Novanto yang berkaitan dengan kasus papa minta saham, begitu juga dengan isu pakta integritas tidak akan mencalonkan diri sebagai pimpinan Golkar jika telah menjabat ketua DPR RI yang ditandatangani beberapa waktu lalu.

‎"Caketum punya sisi-sisi kekurangannya. Golkar itu mau mengkontestasikan apa dalam Munaslub ini, apa mau mengkontestasikan sisi negatif saja? Menurut saya proporsional saja," tuturnya.

Wiwiek menambahkan, semestinya yang dimunculkan adalah visi dan misi calon ketua umum Golkar, kemudian apakah calon A, B dan C akan eksekusi jadi ketum. Bukannya secara terang-terangan menohok sisi negatif antar calon.

"Itu yang seharusnya disampaikan. Sehingga DPD-DPD itu akan menyandingkan track record seperti apa. Bukan semata-mata menghabiskan yang lain," ujarnya.

"Yang kita dorong menciptakan kontestasi yang profesional, yang mencerahkan, yang menciptakan tradisi baru di Munas. Nilai-nilainya yang dikedepankan. ‎Dalam kampanye nanti akan mengedepankan pemersatu, bukan pemecah belah," tambah Wiwiek.

Dia juga menyarankan agar pihak yang diserang, dalam hal ini Setya Novanto, tidak perlu membalas manuver timses Ade Komaruddin. Sebab, Munaslub bertujuan untuk menciptakan pengurus Golkar baru dan bukan memunculkan kembali friksi baru di tubuh partai beringin.

"Tidak perlu membalas, Golkar baru mau bangkit melalui Munaslub. Semua kader, caketum memahami betul bahwa Munaslub ini tidak dilangsungkan kalau ada friksi,  jangan ciptakan friksi baru, jangan sampai pokoke menang," tandas Wiwiek.

Sebelumnya, Bambang Soesatyo selaku timses Akom mengaitkan dukungan Menko Polhukam Luhut Pandjaitan terhadap Setya Novanto dengan kasus papa minta saham. Bambang menyebut dengan istilah papa minta ketum.

"Jangan ada lagi nanti timbul kasus papa minta ketum karena ada caketum yang mencatut nama presiden," bebernya.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa