post image
KOMENTAR
Ambisi Ahok maju di Pilkada Jakarta lewat jalur independen kian nyata. Tim pengumpul KTP untuk Ahok-Heru, Teman Ahok, kemarin sukses mencapai target 1 juta KTP untuk mendukung Ahok. Di sisi lain, Golkar justru ribut sendiri soal dukung Ahok atau tidak. Bahkan hubungan Ketua Dewan Pembina Aburizal Bakrie (Ical) dengan Ketum Golkar Setnov, memanas.

Tepat kemarin, Teman Ahok berhasil mengumpulkan satu juta KTP dukungan kepada Ahok untuk maju melalui jalur independen. Untuk merayakannya, Teman Ahok menggelar syukuran dan buka puasa bersama para relawan lainnya di Posko Teman Ahok, Pejaten, Jakarta Selatan.

"Satu tahun perjalanan kita, susah sekali begitu banyak ucapan terima kasih yang ingin kami ucapkan. Pengumpulan satu juta KTP ini, kemenangan warga Jakarta," ujar Jubir Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, kemarin sore.

Menjelang malam, sesaat setelah berbuka puasa, Ahok datang ke markas para pendukungnya itu. Dia disambutgegap gempita oleh para relawan. Teriakan antusias hingga yel yel "Teman Ahok!" membahana. Alhasil, dengan satu juta KTP, besar kemungkinan Golkar maju secara independen di Pilgub DKI tahun depan.

Di saat bersamaa, siang hingga petang kemarin, kantor DPP Golkar riuh membahas siapa calon yang didukung untuk Pilkada DKI. Singkat cerita, melalui musyawarah daerah (Musda) Partai Golkar DKI Jakarta, beringin merekomendasikan Ahok untuk diusung dalam Pilkada DKI 2017.

"Pada paripurna ketiga ini, saya menyatakan bahwa Musda merekomendasikan Golkar mendukung Ahok untuk maju kembali di Pilkada," kata pimpinan sidang Musda IX Partai Golkar DKI Jakarta, Freddy Latumahina di Kantor DPP Golkar, Jakarta, kemarin.

Menariknya, Ahok juga hadir di kantor DPP Partai Golkar, kemarin. Menggunakan batik corak kuning, kehadiran Ahok direspon positif Ketum Golkar, Setya Novanto kalau Ahok adalah kader "anak hilang yang kini sudah pulang kandang". Dalam hal ini, Novanto coba mengenang masa lalu saat Ahok masih menjadi kader Golkar.

"Jadi, saya lihat yang dilakukan Ahok itu selama dengan saya, dia orang yang betul-betul kerja. Kerja, kerja dan kerja. Kalau DKI Jakarta yang tadinya banjir, sekarang terbukti tidak banjir lagi. Itu contoh-contoh yang menurut saya, gaya kepemimpinan Ahok memang untuk rakyat," ujar Novanto di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (19/5).

Sayangnya, keinginan Novanto agar Golkar mendukung Ahok tidak berjalan mulus. Ical, selaku Ketua Dewan Pembina menjelaskan bahwa Partai Golkar belum memikirkan siapa yang akan diusung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.

Meski Plt Ketua DPD I Golkar DKI Yorrys Raweyai sudah terang-terangan mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, namun menurut Ical dukungan ini bukan keputusan Golkar. "Kita tunggu DPP dan saya sebagai Dewan Pembina, kita belum ada usulan. (Pilkada DKI) Masih jauh dan masih panjang," ungkap Ical, Sabtu (18/6).

Lebih lanjut, Ical menjelaskan dukungan terhadap Ahok yang dilontarkan Yorrys hanya sebatas aspirasi. Menurutnya aspirasi ini belum tentu jadi keputusan partai. "Itukan aspirasi dari DPD I DKI, jadi tentunya pasti kita lihat nanti," demikian Ical.

Menanggapi itu, pengamat politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin, mengatakan, Ahok membuat hubungan antara Ical dengan Novanto memanas. Pasalnya, di tubuh Golkar, kini ada pro-Ahok, dan anti Ahok.

Pendukung Ahok, kata Said, adalah faksi Golkar mantan kelompok Munas Ancol. Dalam hal ini, Agung Laksono. Kelompok ini, merasa tak sreg dengan kecondongan Ical memilih Yusril Ihza Mahendra sebagai Cagub DKI Jakarta.

"Nah, kubu Ancol ini ngga suka sama Yusril, karena kemenangan Ical ada sumbangsih Yusril juga sebagai pengacara," ujar Said kepada Rakyat Merdeka. "Mereka (kubu Ancol) kalah juga karena Yusril. Jadinya mereka dukung Ahok," tambahnya.

Sementara Ical, kata Said, merasa tidak enak jika tak mendukung Yusril. Namun, untuk menggiring Golkar mendukung Yusril juga sulit karena belum ada mitra koalisi partai politik. Nah, beda dukungan ini, dianggap cikal perseteruan Golkar jilid selanjutnya. "Golkar ke Ahok tidak utuh, dan yang mendukung Yusril tidak penuh. Ini imbas perpecahan produk sebelumnya. Yang kita khawatirkan panas lagi, Golkar ribut lagi gara-gara Ahok," katanya.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa