post image
KOMENTAR
Mengantar anak di hari pertama sekolah dalam menyambut surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan tentang Hari Pertama Sekolah telah terlewati. .

Sebagaimana program-program kementrian atau pemerintahan mesti dievaluasi dan dikritik untuk kemajuan di kemudian hari perlu dilakukan, termasuk dengan Hari Pertama Sekolah yang dicanangkan oleh Mendikbud. Beragam cara pun muncul dalam menyikapi maupun menilai Hari Pertama Sekolah tersebut.

Program mengantar anak di hari pertama sekolah dinilai Direktur Eksekutif Jaringan Anak Nusantara, Nanang Djamaludin berjalan hambar atau dengan kata lain tidak dapat menciptakan sinergisitas yang produktif antara pihak sekolah dengan para orangtua siswa.

"Saya menilai seruan mengantar anak di hari pertama sekolah itu masih saja hambar. Karena momentum hari pertama sekolah itu gagal didesain sedemikian rupa oleh Kemendikbud. Hingga tidak mampu menjadi titik tolak yang benar-benar dapat diandalkan bagi terciptanya sinergitas produktif dalam rangka menjamin proses pendidikan di sekolah dan di lingkungan keluarga saling melengkapi dan menguatkan," katanya.

Perbedaan yang terjadi setelah munculnya surat edaran tentang Hari Pertama Sekolah hanya berupa permohonan dispensasi dari Mendikbud kepada instansi agar mengizinkan karyawannya dapat mengantar anak.

"Tidak ada yang baru dan signifikan bagi proses pembangunan sinergitas antara pihak sekolah dan para orangtua itu pada kegiatan mengantar anak di hari pertama sekolah. Jika pun ada yang baru, mungkin sekedar perkara permohonan dispensasi dari Mendikbud kepada instansi agar mengijinkan karyawannya mengantar anaknya di hari pertama sekolah,"  

Nanang menjelaskan, seharusnya terdapat langkah dan program strategis yang lebih signifikan dan produktif setelah seruan mengantar anak di hari pertama sekolah. Dengan begitu, cita-cita Menteri Anies Baswedan untuk menciptakan sinergisitas antara pihak sekolah dan para orangtua siswa dapat terwujud.

"Harusnya ada ruang dan waktu yang secara khusus disediakan untuk mempertemukan orang tua dan guru. Kemudian dalam pertemuan tersebut orang tua dan guru dapat saling memberikan informasi tentang perkembangan belajar anak seperti menyampaikan garis kebijakan sekolah, strategi pembelajaran, dan proses atau metode belajar anak yang diterapkan di rumah," pungkasnya.[sfj]

Rajudin: Kehadiran PPPK Jangan Sampai Menyingkirkan Guru Honor

Sebelumnya

Sekolah Ditutup 14 Hari, Gubernur Edy Rahmayadi: Belajar Dirumah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Pendidikan