Politisi senior Rachmawati Soekarnoputri mengaku tak kaget mendengar kabar ditangkapnya Ketua DPD RI Irman Gusman oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kalau itu saya sudah bisa duga lama. Selama kita masih mengikuti sistem liberal kapitalis, itu inharen biasanya. Kesenjangan sosialnya akan semakin besar, dan ini akan memudahkan orang untuk koruptif sifatnya. Jadi tidak perduli siapa saja bisa, dari mulai cecere sampai ke kalangan atas," jelasnya kepada wartawan di kediaman pribadi, Jalan Jatipada Raya, Pasar Minggu, Sabtu (17/9).
Putri Bung Karno ini kemudian mempertanyakan kinerja KPK yang menurutnya sampai saat ini seakan tak mampu membongkar kasus pengemplangan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).
"Saya heran KPK katakanlah dengan sigapnya menangkap katanya Ketua DPD, tapi korupsi sistemik BLBI yang memakan akumulatif Rp 700 triliun sekarang ini sampai dan devisit anggaran APBN kita tersedot Rp 60 triliun tiap tahun untuk membayar rekap BLBI kok didiamkan," ujarnya.
Bukan hanya itu, Mbak Rachma, begitu Rachmawati akrab dipanggil menyesalkan aksi pemerintah yang justru memberikan pengampunan pajak bagi para pelaku dalam skandal triliunan rupiah itu.
"Ini pelakunya masih yang sekarang dapat TA (tax amnesty), pengampunan pajak, ini dari BLBI semua ini. Yang sementara mereka pengemplang pajak tapi dikasih pengampunan. Sementara rakyat kecil kini disuruh ikut pengampunan dikejar-kejar, dikasi kompensasi cuma 4 persen. Sementara koruptor kelas kakap ini dikasih dua persen, ini kemana, hukum ini kemana," tegas pendiri Yayasan Pendidikan Soekarno (YPS) tersebut. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA