post image
KOMENTAR
 MBC. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem di wilayah Jawa Tengah bagian selatan masih akan terjadi sepekan ke depan.

Prakirawan BMKG Pos Pengamatan Cilacap, Rendi Krisnawan mengatakan hal itu dipengaruhi adanya high pressure area atau pusat tekanan tinggi di Samudra Hindia sebelah utara Australia dan munculnya low pressure area atau pusat tekanan rendah terjadi di antara perairan Jawa Barat dan Selatan Sumatera. Selain itu ada tekanan rendan lain di selatan Thailand dan Filipina serta Selatan Kalimantan.
 
"Kontradiksi tekanan ini mengakibatkan angin bertiup kencang dari Samudra Hindia sebelah Barat Australia menuju Barat Sumatra. Dan angin tersebut, kata Rendi, bergerak melewati Samudra Hindia Sebelah Selatan Cilacap," ujarnya, Jumat (14/10).
 
Rendi menjelaskan angin yang berhembus kencang secara terus menerus di Samudra Hindia mengakibatkan Gelombang Tinggi mencapai 6 Meter di Samudra Hindia Selatan Jawa Tengah dan dapat mencapai 4 meter di perairan Selatan Jawa Tengah.
 
"Diprediksi sampai sepekan ke depan jawa bagian selatan masih berpotensi terjadi angin kencang disertai hujan lebat atau cuaca ekstrem," jelasnya.
 
Kondisi tersebut, kata Rendi, juga dipengaruhi juga oleh Badai Songda di perairan Pasifik sebelah selatan Jepang, meski pengaruhnya tak terlalu besar.
 
"Gerakan masa udara ke tekanan rendah yang cukup kencang, makanya berpengaruh terhadap kecepatan angin dan ketinggian gelombang," paparnya.
 
Rendi Krisnawan mengemukakan cuaca ekstrem yang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh adanya La Nina. Diprediksi, La Nina masih akan mempengaruhi cuaca di Indonesia bagian barat hingga Januari 2017 mendatang. Apalagi, November nanti sebagian besar wilayah Indonesia Indonesia masuk puncak musim penghujan.
 
Cuaca ekstrem menyebabkan Cilacap dilanda banjir dan longsor. Mulai akhir pekan lalu hingga hari ini ribuan rumah di belasan desa Kabupaten Cilacap terendam banjir. Sejumlah kecamatan yang terdampak banjir adalah Kecamatan Sidareja, Kedungreja dan Patimuan.
 
Selain itu, hujan deras juga memicu bencana tanah bergerak di dua desa, yakni di Desa Madura Kecamatan Wanareja dan Desa Cipari Kecamatan Cipari. Dilaporkan enam rumah rusak dan puluhan lainnya terancam. [hta/rmol]

 

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas