Hingga siang ini, sedikitnya 39 unit bangunan sekolah dari berbagai jenjang tercatat mengalami rusak berat setelah gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter menghempaskan Kabuoaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darussalam, Rabu (7/12) pagi.
"Ada 39 bangunan sekolah yang rusak. Dari jumlah tersebut, lima di antaranya rusak parah," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pidie Jaya Saiful MPd.
Seperti dilansir Antara, Syaiful merinci, bangunan sekolah yang rusak tersebut yakni 19 unit sekolah dasar (SD) dan dua di antaranya rusak parah. Sekolah menengah pertama (SMP) yang rusak mencapai 11 unit.
Kemudian, sekolah menengah atas (SMA) satu unit, sekolah menengah kejuruan tiga unit, dua di antaranya rusak parah. Serta taman kanak-kanak (TK) yang rusak lima unit, satu di antaranya rusak parah.
Sedangkan korban gempa di kalangan pendidik, kata Saiful, seorang guru SD, seorang guru TK, seorang pesuruh sekolah, dan seorang siswa meninggal dunia. Serta tiga orang siswa mengalami luka parah.
Saiful menyebutkan, aktivitas sekolah di hari kedua pascagempa, guru tetap masuk sekolah. Namun, aktivitas belajar mengajar belum berjalan normal.
"Sekolah tidak libur. Namun, anak-anak didik masih trauma. Setiap guru yang tidak menjadi dampak langsung gempa diimbau untuk datang ke sekolah," kata Saiful.
Tujuan ke sekolah, kata dia, melayani anak didik yang datang atau mendata apa saja yang dibutuhkan setiap sekolah pascagempa. Termasuk menerima informasi terkait bencana tersebut.
"Kami mengimbau sekolah, terutama yang tidak menjadi dampak langsung bencana tetap beraktivitas. Namun begitu, harus dimaklumi juga kondisi masyarakat saat ini," kata Saiful. [hta]
KOMENTAR ANDA