post image
KOMENTAR
 MBC. Ketua Umum Federasi Serikat Pekerja Maritim Indonesia Jumhur Hidayat merasakan keanehan dengan banyaknya tenaga kerja asing (TKA) ilegal asal Tiongkok. Dia melihat seakan ada skenario besar yang dilakukan Tiongkok di Indonesia.

"Ini kok modusnya mendompleng pada tenaga kerja asing," katanya dalam diskusi Polemik bertajuk 'Di Balik Serbuan Warga Asing' di resto Warung Daun, Cikini, Jakarta (Sabtu, 24/12).

Menurut Jumhur, semua pengusaha tentu ingin mengeluarkan modal seminimal mungkin untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya.

"Kedua, kalau ada usaha yang tidak ingin memperkecil cost dipertanyakan ada apa sebenarnya. Biayanya jauh lebih mahal, datang pakai pesawat, penginapan di apartemen, gaji lebih besar. Padahal pekerjaan itu bisa dilakukan oleh pekerja lokal," jelas mantan kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) tersebut.

Jumhur pun heran dengan sikap pemerintah yang seolah tidak melakukan pengawasan masuknya TKA. Padahal, Undang-Undang Ketenagakerjaan sudah mengatur tentang itu.

Dia mencontohkan, di Korea Selatan, pengusaha kecil setiap hari teriak dan meminta pemerintah mereka untuk mendatangkan buruh bergaji rendah dari Indonesia. Tapi, pemerintah Korea Selatan konsisten menjalankan aturan.

"Jika seorang pengusaha meminta izin untuk mendatangkan buruh asal Indonesia, pemerintah mereka pasti terlebih dahulu memerintahkan untuk mengiklankan bahwa mereka sedang butuh tenaga kerja. Jika dalam waktu yang ditentukan tidak ada warga yang mendaftar ke perusahaan barulah pemerintah memberi izin," beber Jumhur. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas