post image
KOMENTAR
Bupati Simalungun, JR Saragih terus berupaya menghidupkan berbagai potensi wisata di kawasan Danau Toba. Salah satunya yakni dengan mendukung pembangunan gereja Methodist di Parapat, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

 Peletakan batu penjuru pembangunan gereja tersebut dilakukan pada Minggu (2/4). Hadir juga dalam acara tersebut Wakil Bupati Tobasa Hulman Sitorus, Pendeta Gereja Methodist Bishop Darwis Manurung serta jajaran pemerintahan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Kehadiran Gereja Methodist Indonesia Amstrong di Parapat ini memiliki sejarah panjang di dalamnya. Di mana, nama Amstrong diambil sebagai nama gereja karena Amstrong merupakan sosok yang menyebarkan gereja Methodist.

Saat meninggal, maka abu jenazah Amstrong dibagi menjadi tiga bagian yakni di Amerika, Danau Toba dan Lumban Lobu di Tobasa. Oleh karenanya ini menjadi bukti bila Amstrong sangat mencintai Indonesia.

"Bangunkanlah rumah ibadah Gereja Methodist sebagai bentuk tanda terima kasih buat Amstrong dan buatlah makamnya sebagai tanda peristirahatan, sehingga ini menjadi bentuk memorial. Melalui pembangunan ini bisa memajukan masyarakat di sekitarnya. Selain itu wisatawan yang datang ke Parapat juga bisa melihat wisata religi yang ada di sekitaran Danau Toba," ucap Bupati Simalungun JR Saragih di acara peletakan batu penjuru Gedung Gereja Methodist Indonesia (GMI) Amstrong Parapat.

Lanjut JR Saragih, melalui kehadiran gereja menjadi bagian dalam menumbuhkan pertumbuhan perekonomian secara otomatis maka Parapat akan memiliki kehidupan pariwisata yang kuat melalui pertumbuhan gereja, sama seperti Bali yang terus membuat pertumbuhan perekonomian melalui pariwisata dan itu yang akan dibuat di Danau Toba.

"Dalam membangun Gereja maka tak perlu takut akan kuasa Tuhan, saya ada di sini untuk melayani masyarakat serta gereja. Saya datang ke sini dengan membawa seluruh bagian Pemerintahan Kabupaten Simalungun," lanjutnya.

Dalam membangun Gereja Methodist di Parapat ini dibutuhkan dana Rp9,8 miliar yang ditargetkan selesai Oktober 2017. Diakuinya, pembangunan gereja ini merupakan bagian dari APBD Simalungun sekaligus merupakan bagian dari masyarakat Simalungun.

Di sini, pemerintahan Kabupaten Simalungun memberikan Rp100 juta dalam tahap pertama pembangunan.

Bahkan, secara pribadi JR Saragih juga menyumbang Rp5 juta untuk menyebarkan lagu daerah Batak berjudul Tangiang Pangidoan di seluruh gereja, sekolah maupun di seluruh Nagori serta Rp25 juta untuk peletakan batu pertama.

"Sebarkan lagu daerah Tangiang Pangidoan terus bergema di pelosok-pelosok sehingga generasi muda Indonesia di Sumatera Utara agar bisa ingat kepada tanah kelahirannya. Saya juga berharap agar gereja ini bisa menjadi semangat baru dan Kabupaten Simalungun bisa terus melayani masyarakat dengan seutuhnya" paparnya lagi.

Di sisi lain, Wakil Bupati Tobasa Hulman Sitorus menuturkan secara sejarah gereja Methodist ini masuk ke dalam dua kabupaten Toba dan Simalungun, oleh karenanya kita sepakat membantu membangun Gereja methodist Indonesia ini.

Selama satu Tahun pihaknya terus berkomunikasi untuk memajukan gereja methodist baik di Medan maupun di Toba, oleh karenanya berharap gereja Methodist selalu menggandeng kehidupan baru agar tujuh kabupaten bisa memiliki perubahan baru dengan ditetapkan Danau Toba sebagai destinasi prioritas pariwisata nasional sehingga bersatu membangun Danau Toba lebih cepat.

"Kehadiran Gereja menyongsong serta menantang kehidupan baru yang diharapkan peran serta kehadiran Gereja bisa meningkatkan kualitas iman, mental dalam menyongsong pariwisata ke depan. Apalagi, kita membenahi pariwisata untuk terus menjadi tuan rumah, peran strategis sangat diharapkan," tutupnya.[rgu]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas