post image
KOMENTAR

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Sumatera Utara (USU) Evawany Y Aritonang mengatakan bahwa gangguan gizi dan kesehatan pada anak dapat menyebabkan tinggi badan saat lahir kurang dari 48 cm. Di usia 6 bulan tinggi badan masih di bawah 63 cm dan ketika di usia 12 bulan di bawah 71 cm.

Sedangkan normalnya bayi baru lahir rata-rata memiliki tinggi badan sekitar 50 cm, 68 cm saat 6 bulan, 76 cm saat 1 tahun, 97 cm saat 2 tahun dan 127 cm saat 8 tahun.

“Ciri-cirinya bisa terlihat dari fisik, pertumbuhannya terlambat dibanding dengan anak seusianya seperti tinggi dan berat badan. Kemudian hasilnya buruk saat tes perhatian dan memori belajar, wajah tampak lebih muda dari anak seusianya, pertumbuhan gigi terhambat dan di usia 8-10 tahun anak stunting biasanya lebih pendiam dan tidak banyak melakukan kontak mata dengan orang lain,” kata Evawany pada workshop virtual Kupas Tuntas Stunting, Senin (20/7).

Sementara itu, Makmur Sitepu dari Divisi Fetomaternal Departemen Obstetri dan Ginekologi FK-USU mengatakan pencegahan stunting diawali dari pra-kehamilan. Menurutnya, kehamilan itu merupakan proses membangun janin manusia sehingga perlu perhatian sebelum kehamilan.

“Untuk mencegah stunting harus dilakukan sejak sebelum kehamilan, memperhatikan gizi ibunya. Setelah hamil perhatikan gizi kandungan, karena hamil itu merupakan proses membangun janin manusia,” tambah Makmur.

Hal yang sama disampaikan Winra Pratita, Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik Anak, yang perlu menjadi perhatian orang tua adalah 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yaitu 270 hari (sembilan bulan di kandungan) ditambah 730 hari (dua tahun) pertama kehidupan seorang anak.

“1000 HPK harus diperhatikan karena merupakan masa yang penting dalam perkembangan otak anak, perkembangan kognitif, motorik dan kemampuan sosio-emosional pada masa anak-anak dan selanjutnya pada remaja,” kata Winra.

Intinya dari workshop tersebut disimpulkan perlu terciptanya keluarga sadar gizi, sehingga anak bisa mendapat gizi yang seimbang. Sadar gizi menurutnya seperti memantau berat badan secara teratur, makanan yang beraneka ragam, hanya mengonsumsi garam beryodium dan hanya memberi ASI kepada bayi hingga usia 6 bulan.

Keluarga harus sadar gizi, bukan hanya soal makanan tetapi juga memantau berat badan secara teratur. Kelebihan gizi juga tidak akan baik untuk seseorang, jadi gizi itu harus seimbang.

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan