post image
KOMENTAR
Korban jiwa terus berjatuhan akibat gelombang panas di India. Tercatat, hingga kini setidaknya sudah 1.371 jiwa melayang akibat cuaca panas yang mencapai level di atas 47 derhjat celcius.

Laporan korban meninggal akibat gelombang panas muncul di empat negara bagian, sebagian besar di antara mereka tinggal di negara bagian Andhra Pradesh dan Telangana di wilayah tenggara India. Sejumlah pejabat setempat mengatakan bahwa jumlah kematian akibat cuaca panas naik lebih dari dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Kebanyakan korban adalah para manula dan pekerja yang menderita dehidrasi.

Jumlah korban meninggal di Andhra Pradesh telah mencapai 1.020 jiwa.

Menanggapi kondisi tersebut, otoritas setempat membatalkan jadwal cuti para dokter dan meminta para warga untuk tidak meninggalkan rumah pada siang hari demi menghindari cuaca yang sangat panas. Meski demikian, tetap berada di dalam ruangan bukan merupakan pilihan yang baik bagi banyak warga India.

"Saya pusing dan demam. Namun jika saya tetap berada di dalam rumah, bagaimana saya bisa mendapatkan uang?" Kata Akhlaq (28) yang sehari-harinya mencari nafkah dengan mengumpulkan barang-barang bekas di New Delhi. Di ibu kota India tersebut, temperatur udara mencapai 45 derajat celcius pada Selasa lalu.

Sementara itu, menurut keterangan Y.K. Ready, seorang meteorolog di negara bagian Hyderabad, diperkiran gelombang panas di India bagian selatan terus terjadi selama enam hari atau dua kali lipat lebih lama dibanding biasanya.

Gelombang panas di India disebabkan oleh angin kontinental kering yang ditiup dari Iran dan Afghanistan. Cuaca tersebut diperkirakan akan mereda pada akhir pekan ini sebelum kedatangan musim hujan di wilayah timur dan selatan, demikian laporan Reuters.
 Berdasarkan prediksi sejumlah pakar meteorologi mengatakan bahwa jumlah hari dengan temperatur sekitar 45 derajat celcius terus naik sepanjang 15 tahun terakhir. [hta]

Inovasi Pemutus Rantai Penularan Tuberculosis Paru Melalui Wadah Berisi Lisol Terintergrasi Startegi Derectly Observed Treatment Shourtcourse (DOTS)

Sebelumnya

Cegah Stunting Melalui Pemberdayaan Masyarakat

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Kesehatan