post image
KOMENTAR
MBC.  Ratusan ribu orang meng­hadiri pemakaman Kepala In­te­lijen Lebanon di ibukota Bei­rut, kemarin. Brigjen Wis­sam Al-Hassan tewas akibat se­ra­ngan bom mobil, Jumat (19/10).

Wissam rencananya di­ma­kam­kan di samping makam bekas Perdana Menteri Rafik Hariri di pusat Kota Beirut. Sebagian besar warga Leba­non menduga kekerasan lusa ada hubungannya dengan pe­rang saudara di Suriah, negara tetangga Lebanon, Suriah.

Wissam sebelumnya sem­pat memimpin sebuah pe­nye­lidikan selama musim panas yang melibatkan seorang po­li­tikus pro-pemerintah Suriah.

Konflik Suriah yang telah berlangsung selama 19 bulan terakhir menimbulkan ke­te­gangan Sektarian di Lebanon. Sebagian besar muslim Sunni Lebanon mendukung kelom­pok pemberontak Suriah. Se­dangkan muslim Syiah Le­banon cenderung mendukung Assad. Wissam sendiri adalah muslim Sunni.

 Warga Muslim Sunni turun ke jalan dan membakar ban di berbagai kota di Lebanon un­tuk memprotes terbunuhnya Wissam. Para demonstran marah atas kematian al-Has­san, yang merupakan tokoh Sunni. Mereka memblokade jalan-jalan di wilayah lembah Bekaa, wilayah utara Akkar, yang bertetangga dengan Beirut dan di Kota Sidon. Terlihat sejumlah orang ber­senjata di jalan-jalan. Mereka menyerang dan merusak mo­bil-mobil di beberapa area. Sementara itu, di kota pantai Tripoli, kota terbesar yang terdekat dengan Lebanon, suara tembakan terdengar dari distrik Bab al-Tabbaneh, yang juga wilayah kaum Sunni.

Untuk menyelesaikan kon­flik dalam negeri Suriah, Utusan Khusus PBB untuk Suriah Lakhdar Brahimi telah bertemu Presiden Suriah Ba­shar al-Assad. Namuan, sta­siun televisi resmi Suriah, SANA, tidak memberikan detil pembicaraan yang dilakukan.

Diduga, Brahimi melan­jutkan dialog mengenai gen­catan senjata di Suriah selama empat hari mulai Idul Adha, 26 Oktober. Sementara itu, ben­tro­kan baru antara pa­sukan ke­amanan dan pem­berontak me­letus di Suriah Sabtu (20/10). Dilaporkan kerusuhan itu men­cakup per­tem­puran di sekitar pangkalan militer dekat Maaret al-Nu­man, kota di utara Suriah yang dikuasai pemberontak. Syrian Observatory for Human Rights di Inggris mengatakan set­i­daknya 70 orang tewas dalam kerusuhan di seantero negara itu, Sabtu. [rmol/hta]
 

Terima Audiensi RMOL Sumut, Rico Waas: Perlu Sinergitas untuk Sukseskan Pembangunan Medan

Sebelumnya

Pertamina Turunkan Harga Beberapa Produk BBM Non Subsidi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa