post image
KOMENTAR
. Sindikat perdagangan anak gentayangan. Beraksi di rumah sakit, klinik, sekolah dan perumahan. Menggerikan, mafia perdagangan anak kini sudah terkoneksi dengan jaringan internasional.

Terbongkarnya sindikat perdagangan anak oleh Polres Jakarta Barat, pekan ini, membuat masyarakat harus waspada. Kasus penculikan anak sekarang selain marak juga lebih terorganisir. Mengerikan, jaringan penculikan anak diduga kini sudah terhubung mafia internasional.

Berdasarkan catatan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang 2012 telah terjadi 126 kasus penculikan anak. 37 kasus diantaranya hilang di rumah sakit, klinik bersalin maupun puskesmas. Selebihnya hilang dari lingkungan rumah, sekolah dan tempat bermain.  Angka ini meningkat dibandingkan kasus penculikan anak pada tahun 2011, yakni sebanyak 86 kasus, 26 bayi diculik di lokasi yang sama.

Ketua KPAI Arist Merdeka Sirait mengungkapkan maraknya kasus penculikan anak  disebabkan kurangnya penerapan Standart Operating Procedur (SOP) pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu, tempat persalinan maupun perumahan kesulitan untuk mendeteksi aksi penculik tersebut.

Arist menceritakan, sindikat penculikan kini beraksi melibatkan dan memanfaatkan tenaga kesehatan seperti suster, bidan, bahkan petugas kebersihan dan petugas medis magang.

Pelaku memanfaatkan kelengahan keluarga korban yang menyangka mereka petugas medis biasa. Sering kali pelaku memanfaatkan kelengahan petugas kesehatan dan lemahnya sistem keamanan rumah bersalin. Biasanya sasaran penculik di rumah bersalin itu anak baru berusia lima hari ke bawah.

"Kasus seperti ini seharusnya menjadi perhatian negara bukan hanya persoalan keluarga. Ini sangat memprihatinkan, apalagi baru-baru saja terbongkar kasus penjualan 12 bayi ke luar negeri termausk ke Singapura," ungkapnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Ketua Divisi Pengawasan KPAI Muhamad Ihsan menceritakan, modus sindikat perdagangan anak untuk mendapatkan bayi baru. Mereka selalu keliling mengamati klinik bersalin dan mengidentifikasi ibu miskin yang sedang hamil.

Setelah melakukan pendekatan, orangtua kurang mampu akan diijonkan dengan iming-iming materi dan bantuan sehingga ketika melahirkan, sindikat ini bisa meminta bayi yang telah dilahirkan sebagai anak asuhnya.

Ihsan menjelaskan, sindikat perdagangan anak kini semakin berani mendatangi panti-panti asuhan dan mencari anak yang bisa diasuh.

Selain itu mereka juga semakin aktif mendatangi daerah padat, kumuh dan miskin untuk mendapatkan anak dari keluarga miskin.

Ihsan mengungkapkan, biasanya setelah mendapatkan anak dari orangtua, sindikat (trafiker) lantas menggelabui bidan. Bidan dikelabui untuk membuat surat keterangan lahir dengan mencantumkan nama yang ditunjuk sebagai orangtua bayi sehingga dapat mengurus akta kelahiran dan paspor anak.

"Setelah anak didapatkan, trafiker kerja sama dengan bidan atau calo untuk bisa membuat surat keterangan lahir dengan mencantumkan nama yang ditunjuk sebagai orang tua bayi untuk mengurus akte kelahiran dan paspor anak," paparnya.

Anggota Komisi Hukum DPR Dimyati Natakusumah meminta pelaku perdagangan anak di hukum berat. Bila perlu setara dengan vonis yang diberikan kepada teroris dan pengedar narkoba.

"Kita jangan kecolongan lagi. Mengerikan anak anak di bawah umur dijual keluar negeri. Ini tentunya ada sindikat yang bermain," ujarnya. [rmol/rob]

Anak Dan Ayah Keroyok Warga Hingga Tewas Di Medan

Sebelumnya

Ini Obat Cair Yang Digunakan Reynhard Sinaga 'Predator Seksual' Dalam Memperdaya Korbannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Kriminal