"Tinggalan budaya megalitik berupa menhir di Pulau Asei terletak pada koordinat 020 36` 13,4" LS dan 1400 34` 43,3" BT, telah tenggelam. Ujarnya.
Dijelaskan Heri, menhir yang sudah tenggelam itu sebenarnya memiliki keunikan. Menhir itu, lanjut dia, ukiran dasar Sentani bermotif lingkaran yang berpusat pada sebuah titik. Motif ukiran itu disebut "fouw".
"Dan pusat lingkaran melambangkan ondofolo yaitu pemimpin yang memegang kendali pemerintah adat," katanya.
Selain itu, terangnya, terdapat lingkaran-lingkaran yang melambangkan strata sosial masyarakat Sentani (kotelo, akona dan yobu yoholom).
"Pada intinya, fouw menjelaskan bahwa setiap kegiatan dan keputusan adat diatur oleh ondofolo dan dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat," katanya.
Hari Suroto menegaskan bahwa menhir di Pulau Asei merupakan cagar budaya yang perlu dilindungi dan dilestarikan.
"Pelestarian lingkungan dan cagar budaya saling berkaitan, langkah konkrit yang harus dilakukan bersama yaitu normalisasi ketinggian air Danau Sentani, revitalisasi dan rehabilitasi lingkungan danau," pungkasnya. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA