post image
KOMENTAR
Pemberitaan di Harian Umum Kompas halaman 12 dengan judul "Penelitian Gunung Padang Dihentikan Sementara" membuat Andi Arief sedikit terganggu. Inisiator Tim Terpadu Mandiri situs Gunung Padang ini pun angkat bicara.

"(Berita itu) dimuat dengan tanpa sikap kritis, seperti tertawa terbahak-bahak. Berbeda jika ada gereja diganggu, Ahmadiyah diganggu, serta kebebasan-kebebasan ekspresi lainnya diganggu. Standar ganda Kompas dan grupnya ini cukup menjadi kita semua paham," kata Andi dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2013).

Andi Arief menilai bahwa sejak awal, sikap Jakob Oetama dan Group Kompas selalu menolak sejarah Republik Indonesia ini untuk diungkap. Bahkan, sejak awal pula riset Tim Mandiri terus diganggu dengan berbagai cara.

"Namun semakin keras group Kompas mengganggu melalui Kompas sendiri maupun melalui narasumbernya di Arkenas, PVMBG, maupun intelektual yang tergantung dengan pemberitaan Kompas, semakin membuat peneliti Tim Terpadu Mandiri tertantang untuk meneruskan penelitian," tegas Andi Arief.

Dengan cukup geram merespons pemberitan Kompas itu, Andi pun mengatakan bahwa media pun bisa melakukan drama. Media bahkan bisa menjadi artis yang serius berlakon seperti pemain watak. Sementara demokrasi dan kebebasan hanyalah jualan sebuah industri.

"Kompas dan groupnya, yang anak emas Orde Baru itu, tidak menyadari bahwa dunia sudah berubah. Tidak ada lagi posisi anak emas, anak perak dan anak perunggu. Masyarakat sudah sangat mengerti mana emas mana loyang. Jika niat membreidel riset ini terus dilakukan, bukan Tim Terpadu yang akan melawan. Masyarakat banyak yang percaya dan yakin akan riset ini yang akan menjadi musuh Kompas," tegas Andi Arief, yang juga Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.

"Mereka bisa saja melakukan berbagai perlawanan dengan caranya masing-masing. Tim Terpadu tak menyatakan tak akan pernah menghentikan riset ini. Juga tak akan pernah bisa menghentikan masyarakat yang percaya terhadap riset ini melakukan perlawanan keras terhadap tuan Jakob Oetama, Kompas dan groupnya. Setiap upaya membreidel kebebasan berekspresi termasuk riset, biasanya akan menuai badai," demikian Andi Arief. [rmol/hta]

Pemantapan Sebelum Dipentaskan Diajang Bergengsi, Mantra Bah Tuah Mendulang Dukungan dan Apresiasi

Sebelumnya

Pakat Melayu, Tegaskan Komitmen Jaga Budaya Melayu

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Budaya