post image
KOMENTAR
MBC. Wartawan senior, Bersihar Lubis mengatakan jurnalis sering kehilangan sense of humor dalam penulisan pemberitaan korupsi. Akibatnya penulisan berita korupsi menjadi membosankan.

Apalagi dalam penulisannya, jurnalis selalu mengandalkan kata-kata sindiran yang kerap muncul dalam setiap berita. Meski tujuan penulisannya baik, namun ada kalanya pesan yang disampaikan menjadi hilang.

"Maksudnya baik, namun bagaimana cara memberi kritik tidak baik, sehingga tidak ada yang tertarik lagi," kata Bersihar dalam Training Peningkatan Kapasitas Jurnalis Dalam Peliputan Pengadaan Barang Dan Jasa, di Grand Antares Medan, Jum'at (31/5/2013).

Bersihar Lubis menyebutkan, tidak selamanya berita yang kritis seputar korupsi selalu menarik bagi publik, sehingga jurnalis diminta memikirkan cara baru untuk menyampaikannya.

Hal-hal yang berbau humor dalam berita korupsi itu sebisa mungkin harus mendapatkan porsi besar dalam penulisan sehingga tetap bisa membuat pembaca rileks.

"Jadi membuat pembacanya tersenyum, akan membuat berita itu tetap menarik minat mereka," jelasnya.

Diketahui, berita korupsi hampir setiap hari menjadi program utama dalam konten pemberitaannya. Intensitas berita korupsi dengan bahasa sindiran yang terus menerus, menurut Bersihar justru akan membuat isu korupsi tersebut akan kehilangan nilai kritik yang harus sampai kepada masyarakat.

"Soalnya berita korupsi sudah sampai pada tingkat memuakkan bagi masyarakat," pungkasnya. [rob]





Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas