
"Kabut asap dari kebakaran hutan atau lahan di Sumatera telah sampai ke Malaysia dan Singapura. Kondisi ini tentunya menjatuhkan harkat dan martabat bangsa," kata Amri, di Pekanbaru, Jumat (21/6/2013).
Pemerintah, kata dia, belum begitu optimal mengatasi kebakaran hutan sumber asap itu. Padahal, kebakaran hutan dan lahan - selalu terjadi dan berulang dengan pola sama.
Dia mencatat, kebakaran hutan dalam skala masif ini terjadi sejak 1997. "Jangan sampai, karena kabut asap iklim investasi menjadi terganggu, namun ini menjadi berpotensi jika tidak ada perbaikan dalam segi menjaga kelestarian lingkungan hidup," katanya.
Perdana Menteri Singapura, Lee Shien Loong, telah menyampaikan pernyataan kepada pemerintah Indonesia tentang asap yang telah membuat kualitas hidup warganya menurun drastis. Dampak lain, asap kebakaran hutan membahayakan penerbangan dan pelayaran yang berdampak pada perekonomian kawasan.
Lee bahkan langsung menegaskan pasti memberi sanksi tegas dan keras jika ada pengusaha dan perusahaan Singapura yang terlibat pembakaran hutan dan lahan di Sumatera itu. [ant/hta]
KOMENTAR ANDA