post image
KOMENTAR
Malware ponsel mengalami pertumbuhan tertinggi dan sistem operasi Android paling banyak terjangkiti. 92 persen dari semua ancaman yang terdeteksi ada di Android, menurut laporan baru Juniper Networks.

Pencipta malware mobile dan pabrik smartphone tampaknya sedang berlomba dalam soal perangkat lunak namun data baru menunjukkan bahwa kreator malware mungkin lebih unggul.

Juniper Network dalam laporan  Ancama terhadap Ponsel, seperti dilansir CNet, Rabu (26/6/2013), menyebutkan  malware ponsel tumbuh sebesar 614 persen dari Maret 2012 sampai Maret 2013 - setara dengan 276.259 aplikasi berbahaya. Tahun lalu, kenaikan itu hanya 155 persen.

Laporan ini didasarkan pada analisis terhadap lebih dari 1,85 juta aplikasi mobile dan kerentanan di sistem operasi ponsel utama.

Juniper mengatakan jelas bahwa kriminal di dunia maya menjadi lebih mandiri, cerdas, dan penuh perhitungan., Mereka cenderung memilih yang paling populer yaitu Android  daripada berusaha merusak semua sistem

Di seluruh dunia, Android mendominasi hampir 60 persen pangsa pasar smartphone, menurut analis Canalys, sedangkan  Apple memiliki sekitar 19 persen dan Microsoft memiliki 18 persen.

Menurut Juniper, 92 persen dari semua malware ponsel yang terdeteksi ditargetkan khusus pada Android.

Mayoritas pengguna Android belum memperbarui perangkat mereka ke versi terbaru, ini juga alasan mengapa penjahat dunia maya lebih memilih sistem operasi itu. Pada bulan ini, hanya 4 persen pengguna Android yang menjalankan OS terbaru, menurut Juniper. Sebagai pengguna tetap pada versi lama, seperti Ice Cream Sandwich dan Gingerbread. Dengan demikian mereka tidak mendapatkan update keamanan baru dari Google.

Mayoritas serangan malware datang ke pengguna melalui Trojan SMS, yang menipu pengguna untuk mengirim pesan teks ke nomor yang dibuat oleh penjahat cyber.

Empat puluh delapan persen serangan berasal dari Trojan SMS, 29 persen dengan menginstal palsu, dan 19 persen berasal dari Trojan Spy malware.

Aplikasi yang paling ditiru penjahat cyber adalah Google Play, Skype, Adobe Flash, dan Angry Birds. Baru-baru ini, bahkan aplikasi berbahaya "Bad Pigs"  ditemukan menyamar sebagai permainan populer Bad Piggies di Google Play.

Untuk menurunkan risiko infeksi malware ponsel, pengguna harus menghindari membeli aplikasi dari toko aplikasi pihak ketiga, memperbarui sistem operasi mobile versi terbaru, dan tidak memungkinkan aplikasi untuk mengakses informasi pribadi dan pribadi yang tersimpan pada perangkat. [ant/hta]

Instagram Ternyata Punya Dampak Buruk Bagi Kesehatan Mental

Sebelumnya

7 Destinasi Wisata Alam Paling Mengesankan di Bali

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Lifestyle