post image
KOMENTAR
Pernyataan Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar di sebuah televisi sehari sebelum pemerintah menggelar sidang itsbat terkait awal Ramadhan terus menuai polemik, meski dirinya sudah minta maaf.

Karena saat itu, Nasaruddin Umar menyatakan bahwa umat Islam tidak ikut keputusan Pemerintah soal awal puasa berarti tidak taat kepada ulil amri atau pemimpin.

"Semestinya beliau selaku pejabat Negara yang menaungi semua agama dan kelompok ormas yang resmi di republik ini  tidak boleh bersikap seperti itu. Karena ini akan memunculkan sentimen negatif terhadap pemerintah," ujar Sekjen DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fahman Habibi, Selasa (9/7/2013).

Menurutnya, selaku Wakil Menteri Agama, seharusnya mangayomi semua kelompok bukan memihak  dan memojokkan pihak lain. Apalagi, sebagai seorang cendekiawan, yaitu juga Gurubesar Ilmu Tafsir UIN Jakarta, sangat tidak pantas Nasaruddin menyampaikan pernyataan yang terkesan mengintimidasi kelompok tertentu untuk mengikuti keinginan pemerintah.

"Pernyataan Nasaruddin Umar terkesan memojokkan Muhammadiyah yang memiliki  pendapat lain soal penentuan awal Ramadan," imbuhnya.

Sebelumnya, Nasarudin Umar sendiri sudah menyampaikan permohonan maaf. Dia menegaskan, pernyataan itu sebenarnya tidak bermaksud untuk memojokkan salah satu Ormas. "Saya minta maaf jika saya keliru dalam membahasakan maksud, sama sekali tidak ada maksud untuk memojokkan salah satu ormas," tegasnya. [rmol/hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas