post image
KOMENTAR
Penumpang yang mendarat di Bandara Kuala Namu pada waktu dinihari mulai mengeluh. Pasalnya, mereka yang berasal dari luar daerah Deli Serdang, seperti Medan, membayar mahal untuk ongkos jasa taksi gelap karena Kereta dan DAMRI sudah berhenti beroperasi jauh sebelum dinihari.

"Ratusan penumpang Lion Air yang mendarat dini hari masih terlantar. Kita rebutan taksi resmi Bandara yang hanya kelihatan dua unit," ujar penumpang Lion Air yang mendarat di Bandara KNIA, Arief Tarigan, Minggu (4/7/2013) dini hari tadi.

Menurut dia, penumpang yang berasal dari Medan dan tidak mendapat jemputan akhirnya harus bernegosiasi dengan taksi gelap yang parkir di halaman Bandara.

"Kereta sudah tak ada, begitu pula dengan DAMRI. Taksi resmi hanya ada dua yang tersisa, penumpang yang tak dijemput akhirnya rebutan dan harus tawar menawar dengan supir taksi yang tak resmi," lanjut dia.

Untuk jasa taksi tak resmi itu, lanjut Arief, dia terpaksa merogoh kocek senilai Rp 250 ribu untuk tujuan Medan.

"Kita naik Avanza dan penumpangnya berlima. Masing-masing kena Rp 250 ribu," tambah dia.

Penumpang dengan penerbangan Jakarta-Medan itu tak tahu apakah praktek ini sudah berlangsung sejak KNIA beroperasi dan sampai kapan akan terus terjadi.

"Inilah dia, bandara nomor dua terbesar di Indonesia. Taksi argo saja bisa tak ada. Warga harus terlantar dan tawar menawar agar bisa sampai ke tujuan," tandas dia. [hta]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas