
Hal ini mencuat saat digelarnya pemetaan daerah rawan keamanan logistik Pemilu 2014 oleh Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sumut dengan seluruh jajaran Panwaslu Kabupaten/Kota di Hotel Soechi, Jalan Cirebon, Medan, Rabu (18/12/2013).
Dalam pemetaan tersebut, jajaran Bawaslu Sumut memetakan berbagai bentuk kerawanan logistik, mulai dari kerawanan akibat faktor manusia hingga faktor keamanan yang diakibatkan oleh kondisi alam.
"Karena logistik ini kan harus didistribusikan nantinya hingga ke TPS, sehingga ini akan menjadi semacam peringatan dini (early warning) dari kita terhadap teman-teman di KPU nantinya," kata Pimpinan Bawaslu Bidang Pengawasan Aulia Andri.
Aulia menyebutkan hasil dari pemetaan ini juga akan menjadi acuan bagi mereka untuk melakukan pengawasan terhadap pendistribusian logistik tersebut.
Sebab, dengan mengetahui faktor kerawanannya maka mereka juga akan mengetahui sistem pengawasan yang paling tepat untuk dilakukan.
"Apakah diperlukan pengawasan dengan menempatkan petugas kita untuk melekat dengan proses distribusi logistik atau tidak, yang seperti ini akan kita kaji," ujarnya.
Terpisah Ketua Panwaslu Nias, A Waruwu menyebutkan sebagian besar daerah pengawasan mereka memang memiliki kerawanan logistik Pemilu yang sangat besar.
Dari 10 kecamatan yang ada di Kabupaten Nias, hanya 3 yang dinyatakan relatif aman, yakni Hilidaho, Idanagowo, dan Sogeadu. Sedangkan 7 kecamatan lainnya yakni Bawalato, Gido, Ulugowo, Mau, Somolo-molo, Boto Muzoi, dan Hili Serangkai masuk dalam kategori rawan.
"Di kecamatan ini rata-rata alamnya sulit dilalui, karena desanya yang jauh diperbukitan maupun harus menyeberang pulau dengan perahu, jadi rentan kecelakaan yang bisa berakibat pada kerusakan logistik Pemilu," sebutnya.
Selain di daerah Nias, beberapa daerah lainnya yang juga masuk dalam kategori rawan bagi logistik pemilu 14 yakni Labuhanbatu Utara, Batubara, Tapanuli Selatan, Padang Lawas dan berbagai daerah lainnya yang di kawasan pedalaman. [ded]
KOMENTAR ANDA