post image
KOMENTAR
Pemilu harus menjadi alat pemersatu bangsa, bukan sebaliknya menjadi ajang perpecahan. Pemilu hanya alat untuk mencapai satu tujuan bersama yakni Indonesia yang lebih baik.

Hal ini disampaikan kandidat calon presiden Partai Demokrat Gita Wirjawan, Senin (7/4/2014) di Jakarta. Menurut Gita, perbedaan ideologi dan kepentingan jelas ada antar perserta pemilu. Ada 12 partai politik ditambah 3 partai politik lokal di Aceh yang bertarung dalam pemilu.

Namun hal tersebut diharapkan jangan jadi benih perpecahan.

"Apapun partainya, tujuannya pasti sama, menyejahterakan rakyat dan membawa Indonesia menjadi lebih baik," kata mantan Menteri Perdagangan ini.

Jika sudah ada satu tujuan maka gesekan-gesekan yang berpotensi terjadinya perpecahan tentu bisa dihindarkan. Apalagi sebelum kampanye terbuka digelar, seluruh pemimpin partai politik telah menandatangani kesepakatan damai.

Gita menyesalkan masih adanya insiden kekerasan yang mewarnai pemilu kali ini seperti yang terjadi di Aceh. Beruntung pihak kepolisian bertindak sigap sehingga insiden itu bisa diredam dan tidak meluas.

Selaini itu kata Gita, masa-masa tenang seharusnya benar-benar menjadi masa tanpa aktivitas politik. Namun, menurutnya kerawanan pemiilu justru kerap muncul pada masa tersebut dengan melancarkan 'money politic'.

Cara-cara curang ini tentu harus bisa dicegah dengan kesadaran dari masyarakat sendiri.

"Pilih calon pemimpin yang benar-benar berkualitas, bukan karena uangnya, dan yang terpenting jangan golput," ujar Gita.

Indonesia harus jadi lebih baik untuk lima tahun ke depan. Cukup sudah golput menjadi juara pada pemilu 2009 yakni lebih dari 30 persen. Indonesia harus bisa membuktikan diri sebagai negara demokrasi terbesar keempat di dunia dengan cara menyukseskan pesta demokrasi secara jujur, adil, bebas, dan rahasia.[rmol/rgu]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa