post image
KOMENTAR
Kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat, Sumatera Utara, Eddy Sofyan menghimbau agar istilah intelijen tidak langsung dikonotasikan terhadap institusi TNI. Hal ini disampaikannya mengingat istilah ini semakin sering disebutkan berada dibalik permainan politik jelang pemilu presiden 2014.

"Sipil juga ada intelijen, jadi jangan ada lagi yang mengartikan seolah intelijen itu sudah pasti TNI, tidak seperti itu," katanya, Kamis (26/6/2014).

Eddy menyebutkan, isu mengenai keterlibatan TNI dalam suksesor salah satu kandidat presiden pada pemilu presiden tahun 2014 ini tidak benar, termasuk di Sumatera Utara. Komitmen untuk menjunjung aturan yang mengharuskan TNI dan Polri netral dalam pemilu menurutnya masih tetap dipegang teguh oleh kedua institusi negara tersebut.

"Dalam berbagai pertemuan antara Kesbangpolinmas, Kodam 1/BB dan Polda Sumut, unsur-unsur pimpinannya baik Pangdam dan Kapolda selalu mengingatkan hal tersebut," ungkapnya.

Eddy mengakui, isu mengenai keterlibatan intelijen untuk memenangkan salah satu kandidat banyak beredar di masyarakat. Namun, menurutnya isu tersebut sengaja diciptakan oleh orang-orang tertentu untuk kepentingan politik saja. Ia berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh.

"Itu isu yang dibuat-buat saja, apalagi salah seorang kandidat presiden berasal dari kalangan militer, tapi saya kita itu tidak benar," ungkapnya.[rgu]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa