post image
KOMENTAR
Sementara ini, 63 persen kursi di DPR RI diduduki politisi Koalisi Merah Putih (Gerindra, PKS, PAN, Golkar, PPP, Demokrat) yang memilih berada di luar pemerintahan hasil Pilpres 2014.

Walau komposisi ini dipercaya masih sementara, karena ada kemungkinan beberapa elemennya merapat ke pemerintahan akibat tawaran jatah menteri, namun kuatnya oposisi di parlemen disambut positif pengamat politik.

"Dengan itu, parlemen akan semakin kuat dan kontrol terhadap pemerintah makin kuat. Mestinya berefek positif karena ruang terjadi perselingkuhan legislatif dan eksekutif itu kecil," kata Koordinator Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Sebastian Salang, dalam diskusi "Bukan Parlemen Biasa" di Cikini, Jakarta, Sabtu (11/10/2014).

Tetapi dia tak yakin dikotomi politik yang ada sekarang ini akan bertahan lama. Menurut Bas, panggilan akrab Sebastian, selama "kue kekuasaan" yang besar belum habis dibagi maka semua orang yang punya kepentingan sama pasti akan bersatu.

Sejauh ini yang membuat KMP bersatu adalah masih ada jabatan-jabatan di alat kelengkapan dewan yang belum habis dibagi. Misalnya, pimpinan komisi atau pimpinan Badan Anggaran (Banggar). Setelah semua terisi, maka KMP langsung akan terpecah.
 
"Setelah itu dibagi habis, apakah ada alasan kuat untuk tetap bersatu? Karakter parpol di Indonesia kan tidak tahan susah dan tidak tahan lapar. Maka kalau ada yang kasih permen pasti akan diambil," ujarnya.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa