post image
KOMENTAR
Korban mutilasi di Hongkong, Sumarti Ningsih meninggalkan anak umur 5 tahun bernama Muhammad Hafidz Arnovan. Ironisnya, anak ini tidak mengetahui jika ibunya telah meninggal dunia.

"Kami memilih untuk tidak memberi tahu. Soalnya masih kecil, Mas," tutur Nenek si bocah, Suratmi saat ditemui RMOL di Kabanaran Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Rabu (5/11/2014).

Layaknya anak-anak lain, Hafidz bermain seperti biasa. Terlihat ia sangat menikmati ketika di kediaman kakek-neneknya banyak tamu berdatang. Kadangkala ia menghampiri kerumunan tamu yang terdiri dari wartawan, anggota polisi dan beberapa dinas terkait.

Bahkan beberapa kali terlihat Hafidz minta melihat foto di kamera wartawan yang memotretnya. Sejenak kemudian, anak berkulit bersih ini menggelayut manja dalam gendongan sang nenek.

Hafidz bersekolah di RA Mastihoh Bulusari Kecamatan Gandrungmangu Kabupaten Cilacap.

"Sejak orok (bayi) sudah ditinggal ibunya sehingga lebih akrab dengan saya dan kakeknya," ujarnya.

Suratmi menuturkan Sumarti menikah pada 2008 lalu. Namun perkawinan ini diakuinya hanya nikah siri. Sebab calon suami Sumarti ternyata sudah berkeluarga.

"Suami anak saya berasal dari Semarang," jelasnya.

Awal pertemuan Sumarti dengan ayah Hafidz adalah ketika dia bekerja di Jakarta. Kala itu, Sumarti masih berusia 19 tahun. Gayung pun bersambut, dua sejoli ini dimabuk asmara. Si lelaki berjanji bakal melamar Sumarti. Namun, bekalangan diketahui jika lelaki yang telah membuat Sumarti jatuh cinta ini sudah berkeluarga.

"Akhirnya nikahnya siri. Sebab bapaknya hafidz ini tidak mendapat restu dari istrinya," kata Suratmi.

Tragisnya, seusai Hafidz lahir, ayahnya meninggalkan Sumarti tanpa kabar hingga sekarang. Hafidz terpaksa hidup dalam asuhan kakek neneknya lantaran ibunya merantau mencari nafkah.

Sebelum ke Hongkong, seusai melahirkan Sumarti masih sempat bekerja di Jakarta. Selang setahun kemudian, Sumarti bertekad berangkat ke Hongkong untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Sumarti berangkat lewat PPTKIS Arafah Bintang Perkasa. Selesai kontrak 2013, Sumarti tidak lagi memperpanjang kontraknya dan memakai visa turis untuk ke Hongkong.

"Alhamdulillah rezekinya lancar sehingga bisa menghidupi anak dan keluarga yang ditinggalkan di kampung," akunya.

Setelah Sumarti meninggal, Hafidz otomatis akan diasuh kakek neneknya. Sedangkan ayahnya, sudah lebih dari lima tahun sudah tidak melakukan kontak lagi.[rgu/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Komunitas