post image
KOMENTAR
PT PLN (Persero)  dinilai sangat diuntungkan dengan membeli listrik dari PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) di Sumatera Utara. Selain warga Sumatera Utara (Sumut) bisa dapat listrik, biaya yang dikeluarkan PLN juga terbilang kecil. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan harga per kwh yang harus dikeluarkan PLN hanya sebesar 9 sen dolar AS atau sekitar Rp 1.080 per kwh. Sementara untuk pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (BBM) biayanya menjadi Rp 3.000 per kwh, sedangkan berbahan bakar gas sedikit lebih murah yaitu sebesar Rp 2.500 per kwh.

"Maka saya mengatakan ke PLN, 'ya beli dong dari Inalum. Toh harganya hanya 9 sen," kata Rini ditemui di kantornya, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (10/11/2014).

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) minta kekurangan listrik di Sumatera Utara bisa segera diselesaikan karena saat mengunjungi korban erupsi Sinabung, Tanah Karo, (Rabu, 29/10/2014) merasakan secara langsung kekurangan listrik terutama di area korban bencana itu. Masyarakat kota Medan dan sekitarnya juga diketahui resah karena intensitas pemadaman listrik bisa mencapai 4-5 kali dalam sehari.

Rini mengatakan Inalum sudah menyalurkan bantuan listrik sebesar 210 megawatt (MW) akhir bulan lalu, di mana sebanyak 90 MW di antaranya disalurkan ke Medan dan sekitarnya.

Rini berharap sampai akhir tahun ini seluruh wilayah Sumut sudah teraliri listrik. Pasalnya, Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti Rini dan jajaran BUMN terkait untuk segera menyelesaikan masalah kekurangan listrik Sumatera setelah mengunjungi para pengungsi yang jadi korban Gunung Sinabung bulan lalu.

Rini juga memastikan operasional BUMN yang sahamnya baru direbut dari Jepang itu tidak akan terganggu. Pasalnya, kebutuhan listrik Inalum 440 MW untuk memproduksi aluminium masih terpenuhi.

Rini menambahkan,selain bisa membantu penyaluran listrik bagi warga Sumatera Utara, PT Inalum juga mendapat keuntungan sekitar US$ 168 juta.

Menurutnya, ongkos produksi listrik Inalum selama ini hanya sebesar 1 sen, sementara harga jual listriknya ke PLN sebesar 9 sen.Dengan demikian, Inalum punya keuntungan sebesar 8 sen tiap kwh listrik yang dijual ke PLN untuk disalurkan ke warga Sumut. Dengan komitmen menyalurkan hingga 210 megawatt (MW), maka Inalum punya potensi pendapatan hingga Rp 2 triliun.

"Dengan (PLN) membeli 9 sen, maka Inalum untung 8 sen. Berarti keuntungan beli listrik saja US$ 160 juta," kata Rini.

Dia memastikan operasional BUMN yang sahamnya baru direbut dari Jepang itu tidak akan terganggu dengan penjualan listrik ini. "Total yang Inalum gunakan adalah 440 mw untuk memproduksi 265.000 ton aluminium. Maka saya mengatakan, sudahlah karena harganya sangat murah dan kalau menghasilkan 265.000 ton aluminium, untungnya Inalum US$ 140 juta," katanya.

Rini mengatakan, awalnya PLN berniat membeli seluruh listrik Inalum. Namun Rini menolak permintaan tersebut karena Inalum juga harus tetap berbisnis dan memproduksi aluminium.

"Tadinya PLN mau (beli listrik) semuanya saja, dan saya bilang jangan. Karena industri ini juga perlu dipertahankan, dan kita mengharapkan pekerja tidak ada yang diberhentikan. Pekerja tetap ada di sana sambil mempersiapkan industri hilirnya. karena toh keuntungannya besar," ujarnya.

Manajer Senior Komunikasi PT PLN Bambang Dwiyanto mengatakan, defisit pasokan listrik di Sumatera bagian Utara sudah bisa ditanggulangi, sehingga pemadaman listrik bergilir di daerah tersebut sudah hampir tidak ada.

"Di Sumut (Sumatera Utara) sudah aman, bahkan dalam dua minggu terakhir pasokan listriknya surplus hingga 50 megawatt (MW)," katanya.[rgu/dtf]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi