post image
KOMENTAR
Akibat mengalami kerugian terus-menerus, petani di Desa Tanjung Medan Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu memilih beralih tanam dari perkebunan ke pertanian. Pasalnya, harga jual perkebunan di tingkat petani sedang anjlok, sehingga menyebabkan petani mengalami kerugian yang tidak sedikit.

"Saat ini para petani di desa tempat saya tinggal, sedang fokus ke tanaman padi sawah dan padi darat. Apalagi, harga beras varietas IR 64 sedang mengalami kenaikan, yakni Rp 108.000 per 10 kg. Kalau dulu hanya Rp 80.000 per 10 kg. Jadi, lahan perkebunan dialihkan dulu ke lahan pertanian," ucap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sekaligus sebagai Petani Revitalisasi Andalan di Desa Tanjung Medan Kecamatan Bilah Barat Kabupaten Labuhanbatu Dahrul Ritonga kepada MedanBagus.Com, Senin (2/11/2015).

Bahkan, lanjutnya, 60 hektar (ha) areal lahan milik petani, 20 persen diantaranya sudah beralih ke tanaman palawija atau ke tanaman padi.

"Dulu lahan pertanian hanya 60 ha. Sekarang ditambah lagi 60 ha dari lahan perkebunan. Jadi totalnya lahan pertanian 120 ha," ujarnya.

Selain itu, tambahnya, desa tempatnya tinggal juga mendapatkan bantuan berupa pupuk bersubsidi jenis pupuk urea dan pupuk NPK. Bantuan ini berasal dari pusat. "Kita dapat bantuan berupa pupuk urea 3,5 ton, dan pupuk NPK 3,5 ton. Totalnya 7 ton. Bantuan ini khusus untuk padi sawah saja. Dengan bantuan ini, semoga petani di masa panen 2016 mendatang, dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari," tukasnya.[rgu]

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi