post image
KOMENTAR
Bentrok antara dua organisasi kepemudaan (OKP) di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, Sabtu (30/1), membuktikan bahwa Kepolisian tidak profesional dan tidak berwibawa. Kemarin, bentrok terjadi antara massa Pemuda Pancasila (PP) dengan massa Ikatan Pemuda Karya (IPK) yang mengakibatkan satu orang tewas dan sejumlah lainnya luka-luka, serta dua sepeda motor dibakar dan tiga mobil dirusak.

"Bentrokan dua OKP ini akibat tidak berwibawanya Kapolresta Medan (Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto) maupun Kapolda Sumut ( Irjen Pol Ngadino). Sehingga kedua massa OKP tidak terkendali dan bersikap seenaknya membuat resah masyarakat serta mengganggu situasi kamtibmas di daerah tersebut," kata Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, Minggu (31/1).

Jelas Neta, dari kronologis yang ada, bentrokan ini terjadi akibat aparat kepolisian membiarkan salah satu kelompok OKP melakukan konvoi tanpa ada pengawalan aparat keamanan. Padahal semua orang di Sumut tahu persis bahwa antara PP dan IPK adalah musuh bebuyutan, yang selalu bertikai sejak lama. Tapi kenapa Kapolresta Medan dan Kapolda Sumut membiarkan salah satu OKP itu konvoi tanpa pengawalan aparat.

"Apakah pihak kepolisian tidak tahu jika OKP itu akan bergerak. Lalu dimana intelijen kepolisian dan apa kerja mereka jika tidak mampu mendeteksi manuver yang akan dilakukan OKP tersebut," ujar Neta.

Padahal, konvoi itu melibatkan 160 orang, 10 mobil, dan 60 sepeda motor, dan mulai bergerak pukul 15.15 WIB dari kawasan Jl Krakatau menuju Jl Pelajar. Konvoi ini juga melintas di Jl Thamrin di dekat markas PP. Disinilah terjadi bentrokan hingga gelombang massa terpecah ke Jl Asia, Jl Sutrisno, Jl Pandu, Jl Semarang dan Jl Surabaya.

Sejumlah mobil dihancurkan dan sepeda motor dibakar. Ironisnya, lanjut Neta, tidak ada polisi yang mengendalikan situasi, padahal kekacauan ini terjadi di pusat bisnis Kota Medan. Kantor MPW PP Sumut diserang dan dilempar bom molotov hingga terbakar. Setelah situasi kacau baru terlihat Wakapolda Sumut Brigjen Adhi P turun ke lokasi.

Menurut Neta, kedua OKP itu memang sering bentrokan, tapi tidak sebesar itu, meski demikian tetap saja sangat meresahkan masyarkat.

Kasus ini menjadi gambaran betapa tidak amannya Kota Medan. Apalagi jika setiap kali terjadi bentrokan terjadi kerusakan, akibatnya investor dan wisatawan pun takut datang ke Medan.

"Maka sangat disayangkan kenapa bentrokan demi bentrokan dibiarkan terjadi. Sepertinya Kapolresta Medan maupun Kapolda Sumut tidak mampu mengendalikan kedua OKP ini, dan menunjukkan mereka tidak punya wibawa. Seharusnya mereka mampu bertindak tegas menyapu bersih oknum-oknum OKP yang menjadi biang bentrokan," demikian Neta. [hta/rmol]

Komunitas More Parenting Bekerja Sama Dengan Yayasan Pendidikan Dhinukum Zoltan Gelar Seminar Parenting

Sebelumnya

Sahabat Rakyat: Semangat Hijrah Kebersamaan Menggapai Keberhasilan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Komunitas