post image
KOMENTAR
Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia. Untuk urusan yang satu ini, Indonesia dikalahkan oleh Republik Rakyat China (RRC).

Demikian terungkap dalam rapat kordinasi di Kantor Menko Maritim dan Sumber Daya untuk membahas persiapan Hari Pers Nasional (HPN) 2016, Selasa (2/2).

Berkaitan dengan hal itu, Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli meminta agar Sail of Journalist yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangka HPN 2016 juga ikut mengkampanyekan gerakan tanpa sampah plastik.

"Kami sedang memikirkan cara terbaik mengurangi sampah plastik di Indonesia. Kita harus sejak dini mendorong penggunaan kantong plastik degradable, misalnya. Juga perlu kampanye yang lebih besar untuk mendukung hal ini," ujar Rizal Ramli.

"Kalau bisa Sail of Journalist nanti juga mengangkat tema tanpa plastik untuk mengurangi volume sampah plastik di lautan," katanya lagi.

Sail of Journalist yang akan diikuti sekitar 200 jurnalis dengan menggunakan KRI Makassar dari Surabaya menuju Lombok merupakan salah satu kegiatan dalam rangka HPN 2016.

Penanggung Jawab HPN 2016, Margiono, menyambut positif usul Rizal Ramli itu. Makanya, dia mengimbau para peserta Sail of Journalist untuk tidak membawa barang bawaan berbahan plastik.

"Sail of Journalist nanti bebas dari sampah plastik," kata Margiono.

Ketua Panitia HPN 2016, Teguh Santosa juga mengatakan hal senada.

"Kita mendukung usulan dari Pak Menko Maritim, Sail Of Journalist akan menjadi Pelayaran Tanpa Plastik," kata Teguh.

Volume sampah plastik di Indonesia memang cukup mengkhawatirkan. Hasil penelitian dari Universitas Georgia, Amerika Serikat, baru-baru ini menemukan fakta bahwa Indonesia memproduksi 1,23 juta metrik ton sampah plastik per tahun. Indonesia hanya kalah dari China yang menyumbang 3,53 juta metrik ton sampah per tahun.

Hasil ini bermula dari riset mengenai asal muasal sampah-sampah plastik yang berada di lautan. Padahal sampah plastik sangat berbahaya bagi lingkungan. Plastik merupakan sampah yang sulit terurai (non-biodegradable) hingga ratusan tahun. Saat mencemari laut akan bertahan lama, bahkan saat terurai pun zat-zat pembentuknya menimbulkan racun bagi ekosistem laut.

Informasi dari Kementerian Koordinator Bidang Maritim menyebutkan, sampah-sampah plastik di lautan Indonesia banyak ditemukan di daerah perairan Sulawesi yang merupakan sampah kiriman dari perairan laut di Pulau Jawa dan Bali.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa