post image
KOMENTAR
Langkah Pertamina menjadi sponsor utama pembalap Rio Heryanto menuai gugatan. Sejauh ini perusahaan pelat merah itu sudah menggelontorkan dana 5 juta euro‎ agar Rio bisa berlaga di ajang Forumula 1.

"Inilah dilema beratnya, di tengah merosotnya harga minyak dunia yang tentu menggerus pendapatan negara dan pendapatan Pertamina, tapi harus menyisihkan dana ratusan miliar untuk mendukung Rio balapan di Formula 1," kata Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, Ferdinand Hutapea, kepada redaksi, Jumat (19/2).

‎Menurut Ferdinand, kehadiran Rio di sirkuit Formula 1 tidak bisa diidentikkan mewakili bangsa Indonesia. Adanya tuntutan masyarakat agar pemerintah segera menurunkan harga jual BBM karena dirasa terlalu mahal di tengah penurunan harga minyak dunia membuat dukungan Pertamina untuk Rio menjadi polemik tersendiri yang harus dicermati.

‎"Mungkin saja ini akan menjadi penyulut kecemburuan masyarakat, tetapi mudah-mudahan tidak terjadi karena kita tahu saat ini Pertamina sedang melakukan efisiensi ketat," katanya.‎

‎Pertamina, kata Ferdinand perlu lebih bijak mengambil langkah korporasi di tengah ancaman kerugian dan pengurangan karyawan seperti banyak dilakukan oleh perusahaan asing sejenis akibat dampak hancurnya harga minyak. Karena itu, menurutnya, ‎Pertamina boleh saja mendukung Rio tetapi dalam batasan normal dan wajar serta tidak berlebihan di tengah kesulitan bangsa.

‎Selain itu menurut dia,‎ pemerintah juga tidak perlu menganggarkan APBN untuk membiayai Rio. Pemerintah lebih baik memaksimalkan sumber dari yang lain seperti CSR perusahaan dan sumbangan swasta.

‎"Pemerintah cukup mensponsori pengumpulan dana untuk mendukung Rio, bukan menjadi pembiaya utama.

Hadirnya Rio dibalapan Formula 1 memang spektakuler dan membanggakan, terutama bagi Rio dan keluarganya. Ironi menurutnya, karena saat ini masih banyak infrastruktur kecil yang belum tersedia di desa-desa.‎

‎"‎Kita banyak melihat ketika anak-anak sekolah harus bergelantungan di tali penyebrangan untuk sekolah karena jembatan tidak tersedia. Kita juga banyak menyaksikan anak anak mengemis dijalan karena tidak dipelihara negara dan dibiarkan. Kita juga menyaksikan masih banyak masyarakat yang harus antri sembako dan antri untuk berobat. Dan tentu saja ada ratusan ironi lainnya," tukasnya.[rgu/rmol]

Juara Bertahan Liverpool Tersingkir Dari Liga Champion

Sebelumnya

Menang Tipis Dari KKBO Langkat United Jadi Modal PSMS Medan Jelang Laga Perdana Liga 2 Indonesia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Olahraga