post image
KOMENTAR
Pemilihan Kepala  Daerah (Pilkada) DKI Jakarta akan digelar pada Februari 2017 mendatang. Sembilan bulan jelang Pilkada, sejumlah bakal calon gubernur (bacagub) telah melakukan sosialisasi ke masyarakat.

Tak tanggung-tanggung mereka meniru cara blusukan ala Jokowi, terjun langsung ke tengah masyarakat seperti yang dilakukan bacagub seperti pengusaha Sandiaga Uno dan pengacara sekaligus mantan sekretaris negara, Yusril Ihza Mahendra.

Peneliti senior dari Riset Lingkaran Starategis (Rilis) Arman Salam mengatakan, blusukan memang harus dilakukan para bacagub kalau ingin meraih simpati masyarakat Jakarta.

Menurut Arman, setidaknya ada tiga syarat penting untuk memenangkan Pilkada, yakni ketenaran (popularitas) tingkat kesukaan (likeness) dan dukungan (electability).

Salah satu bacagub yang disorotinya adalah Yusril Ihza Mahendra. Ketua umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu dikenal luas masyarakat sebagai pejabat negara dan juga pengacara kondang. Yusril juga diketahui aktif membela warga korban penggusuran. Namun, Arman melihat baru kali ini Yusril melakukan pembelaan terhadap sejumlah rakyat kecil.

"Cukup mencengangkan juga kita melihat Yusril tiba-tiba membela rakyat kecil," katanya.

Padahal di Pati Jawa Tengah, Yusril justru membela kepentingan perusahaan besar seperti anak usaha PT Indocement yang telah bertarung di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Semarang. Sementara di Jakarta dia begitu jor-joran membela rakyat kecil yang terkena gusuran. Ini justru membuktikan Yusril tidak konsisten.

"Saya melihat Yusril mungkin melakukan pembelaannya di Jakarta karena ingin membangun emosional publik menghadapi Pilkada. Sementara perannya di Pati (Jawa Tengah) sekalipun harus melawan rakyat miskin di pengadilan untuk kebutuhan ekonomi," demikian Arman.[rgu/rmol]

Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK, Apakah Prediksi Fahri Hamzah Terbukti?

Sebelumnya

Apple Kembali Alami Kenaikan Pendapatan, Kecuali di China Raya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa